Sabtu, 17 Desember 2011

Weekend bersama John Martin Tumbel @Solo ;)

Sebelum menggamblehria di blog cacat ini ane mau ngomentarin judul postingan dulu nih soalnya ane udah geregetan banget. Weekend with John Martin Tumbel? Hahahah lebay bianget ih *dilemparin jumroh*. Eits, emangnya ane dedemit? Mungkin semacam sih, karena aku yang selalu menghantui malam-malam sendumu :) *kali ini dilemparin sembako*. Okelah, sudah cukup ngelanturnya karena kali ini ane bakalan banyak cuap-cuap mengenai pertemuan mengharukan antara aku dan dia *kedip-kedip*.

"Dear kak John, di sela-sela semester 5 yang membuatku mengalami gangguan jiwa, terimakasih untuk datang dalam wujud yang nyata. Bisa dilihat, diraba, diterawang, diputer, dijilat, dicelupin *apasih*. Selama ini memang, aku hanya bisa menertawakan betapa HAHAnya dirimu di layar kaca, me-mention kamu lewat twitter, dan telepatian setiap malam jumat. Dulu kita memang udah pernah ketemu di bawah pohon beringin alun-alun kidul Ngayojokarto Hadiningrat. Remember? ;) Kupikir sejak saat itu kita nggak akan ketemu lagi mengingat kesibukanmu dalam dunia pergenggesan di televisi. Tapi hari itu, *kabar dari temen2 yang selalu setia membaca TL*, kak John mengumumkan di twitter kalo mau ke Solo besok. BESOK ya. Aku yang saat itu tengah bersiap-siap praktikum pun jadi buyar. Hahaaa! Di depan laboratorium, angin berhembus menerpa wajahku membawa aroma comberan. Dramatis banget waktu itu, seandainya kamu tau, Kakak."

Me + John Martin Tumbel ;)

Jogja-Solo emang udah lama tetanggaan deket. Jadi apakah aku akan menghampirinya ke Solo besok?Hanya butuh dua detik untuk memutuskannya. Jelas YA. Mungkin kedengarannya cukup heroik, tapi bagi ane ini adalah kesempatan langka yang jika dilewatkan akan menyebabkan penyesalan sepanjang masa ababil yang indah ini. Jadi, mana mungkin ane menyianyiakan kesempatan ini? Agenda hari sabtu yang penuh pun tiba-tiba menjadi luang. *dibalangi sejuta umat*. Ampun! Ampuuun! "Dasar ababil!" | "Yoi, ini memang dosa para abege kok" *toast*

Hmm.. jadi ninggalin ini semua cuman mau ketemu Johnpantau? *manggut-manggut* Tapi mari kita ganti jawabannya dengan "Yuk main ke Solo, syukur-syukur bisa ketemu kak John". Sebenernya alasan itu sengaja dibuat cuman untuk menghibur diri sendiri kalau ternyataaa nggak jadi ketemuan. OMG, ane pasti berlumuran air mata, air hujan, dan ingus.

Oke, demi perdamaian dunia besok ane pasti berangkat ke Solo. Hari itu juga ane mengincar korban penyesatan. Siapa ya? Masalahnya jelas ane butuh teman untuk melancarkan aksi nekat ini. Agak susah memang, karena tugas dari para dosen yang terhormat bertebaran dimana-mana dan belum dibelai. Agenda padat merayap. Maksa mereka buat nurutin ane bisa jadi adalah dosa labil terbesar yang pernah ane buat. Gila. Jadi salah satu episode hidayah bisa gawat juga kan. Tapi akhirnya, ane jumpa lagi dengan partner kondang nomor satu dalam dunia keababilan. Siapa lagi kalo bukan Kenyut. Ahahaa okelah, ane pikir berdua pasti lebih baik daripada tidak berdua.

Kami pun persiapan mati-matian. Mulai dari baca doa, puasa, mandi kembang, les bahasa klingon, sampai nyiapin kado. Nah, di sini ane kebingungan mau membawa apa nantinya. Bunga? Cokelat? Boneka shaun the sheep? Ular? Bencong? #plak. Mmm.. bawalah aku bersamamu aja :) *dilalerin*. Malam itu kebetulan ane lagi ngobrol sama salah satu partner kriminil ane, Pren. Dia nebeng ngenet doang gitu di rumah gue sambil ngerjain tugas. Tapi okelah, karena sebenernya ane juga mau menyetani dia buat ikutan ke Solo esok harinya. Dan di situ betapa hebohnya ane *heboh sendiri* *banget* karena besok bakal ketemu Mas Johno untuk yang kedua kalinya. Setelah ngobrol ngalor ngidul, akhirnya kita membicarakan soal 'mau bawa apa besok untuk kak John tercinta?' dan kata Pren, 'Mok kado gulo teh wae hahahahaha!' Walaupun berasa mau jungkir balik saat itu juga, tapi ane pikir itu bukan ide yang buruk. Bener juga. Fans mana sih yang ngasih kado idolanya dengan gula teh?! "BENER! Oke! HAHAHAHA!!!" *salah ekspresi* *keduanya luput*

Malem itu ane nggak bisa tidur karena banyak nyamuk *haissshhh

Paginya, dengan mata setengah kriyip-kriyip ane diam-diam merayap ke kosnya Kenyut. Hari itu kita mau tour ke Solo boncengan by motorcycle atau yang bahasa gaulnya pit montor pake 'n'. Berdua. BERDUA doang. Cewek-cewek berdua doang keluar kota! Terus kenapa? Ya nggak apa-apa juga sih. Pren akhirnya nggak ikut karena hari itu memang ada agenda rapat dan ane bolos. Hahaha #PLAK. Sesampainya di kos Kenyut, ane langsung menyiapkan ini semua. Tentunya, dengan penuh rasa cinta dan sejuta "HAHA" :)
Mungkin ane adalah fansnya yang paling ada-ada aja. Tapi nggak papa dong, toh ane nggak ada niat apapun selain membentuk image fans romantis di depannya :) #salahgaul.

Perjalanan Jogja-Solo kali itu barangkali menjadi perjalanan Jogja-Solo yang paling heroik yang pernah ada. Lebay ya? Hehehe.. Setelah menempuh jarak ruang dan waktu *halah, akhirnya kita sampai di Solo Grand Mal, Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Akhirnya sampai juga di parkiran SGM dan yang pertama kali kita lakukan adalah: copot mantol *inipentingbangetbanget*, kemudian kita buru-buru masuk dengan mata jelalatan. Mana John mana John? KRIK. Sesungguhnya, kenyataan pahitnya adalah: nggak terlihat tanda-tanda apapun. Lalu terdengar sayup-sayup orang nyanyi tapi itu jelas bukan Kak John. Lalu ada yang melintas di depan ane membawa kain pel, tapi rupanya itu juga bukan Kak John. Lantas dimanakah Kak John?! Ane hampir frustasi kemudian ngibrit ke kamar mandi. Sisiran. Pfft..

SGM ini jelas-jelas sempit untuk ukuran mal. Nggak usah jauh-jauh, kalo mau dibandingkan dengan amplaz dan alun-alun aja nggak ada seberapanya *dibalangi srabi karo wong solo*. Jadi, nyariin panggung di mal ini tuh bisa banget lah ya. Gila apa? Ane udah sampe sini jadi harus bisa! Dan akhirnya, seperti yang ane perkirakan, ane menemukan tempat kejadian perkaranya. Dan kenyataan yang harus ane terima adalah: panggungnya masih sepi. Yowis, ane berniat meninggalkan panggung saat itu juga karena ada urusan yang lebih penting. Ane laper.

Setelah nyari makan, kita buru-buru balik ke panggung, takut melewatkan momen-momen krusial. Namun dia tidak ada di sana, begitupun aku di sisinya #apadeh. Akhirnya kita berniat ke toilet. Sisiran. Berhubung toilet yang paling deket di atas, kita naik by tangga jalan *plis deh bahasa ane* -_-. Di situlah momen paling merinding yang harus ane lewati. Kenapa? Karena di ujung eskalator dari arah yang berlawanan, tampak jambul menyembul yang tak asing lagi. Pemilik jambul itu tersenyum lebar, menebar-nebar pesonanya secara gratis, yang sangat cukup bahkan hanya dengan satu kali kibasan saja... aku lemas. *ini barusan ane nulis apaan ya? -_-
Dunia pun seperti mengalami perlambatan sepersekian detik atau yang bahasa kerennya 'slowmotion'. Ini berasa adegan cinema banget deh. Ane naik, beliau turun. Di belakangnya, ada kakak cantik berbaju pink. Itu pasti VJ Franda yang denger-denger adalah gebetannya kakak John *ahem, ternyata cantiknya mampus pus pus* *ini kok malah gosip ya haha* daaaannn.. beberapa pengawal yang tampak siaga menendang ababil manapun yang mencoba untuk menoelnya *ebuset. Ane mangap-mangap, meneriakkan 'AW!' ala-ala ababil kesetanan dengan silent mode on. Ya mau gimana lagi, suara ngebas ane tersumbat di tenggorokan. Jadi, pelampiasannya adalah leher Kenyut. Ane remet sampai berdarah-darah HAHAHAHAHAAA

Kak John kena serangan para ababil. Nggak ngerti lagi mesti gimana.

Kita buru-buru turun, seperti ada kebakaran di atas. Tepatnya, kita ngibrit ke bawah. Di bawah, ababil dari segala penjuru sudah menyerbu. Sial, ane kecolongan. Kak John dijamah-jamaaah! Oh, No! *woi woi -_-*. Sialnya lagi, belum sempet ketemu, kak John dan rombongan ternyata mau naik lagi. Lhah?! Cuman ngapain dong?! Iya, ternyata tadi cuman dipamerin doang karena sesi lelang yang akan dibawakan John dan Franda masih nanti -_-. Mereka pun naik. Di perjalanan, ane sempetin untuk menyapa *sok akerab, biarin* "Hiiiih.. kajooohn!" eh, ternyata selain cakep, dia enggak budeg lho. *Nengok* "Eh, haloooo! :)" Tamat riwayat. Ane meleleh, tolooong.. *masuk freezer*

***

Ane duduk manis di baris dua. Dia berada di atas panggung. Kami hanya berjarak 5 meter. Huahuahua dan waktu itu kak John gengges ini sempet-sempetnya ngerjain ane -_-. Berhubung acaranya lelang hape, dia turun panggung dan berjalan ke arah ane duduk *ambu-ambune aku arep dibuli* -_- kemudian nyodorin mic. "Yak, mbak2 ini tampaknya berkilauan ya dari penampilannya *maksut lo*. Mau nawar berapa mbak?" | "Seribu" | "O seribu. Oya keliatan yaaa, mahasiswa biasa makan kecap sama kerupuk jadi gini" | -_-  Oooh, oke fine. Rasakan saja nanti kemahadahsyatan pelet guloteh-ku hahahah

Lelang hape pun berlangsung seru dibawakan kak John dan VJ Franda *aduh, demi guloteh, mereka serasi banget*. Ane pun memanfaatkan momen itu untuk mengambil foto kak John dari deket. Sayangnya, ane belum bisa minta foto bareng. Hihhhhh..

Kak John dan VJ Franda

Ternyata lelang hape itu dibagi dalam beberapa sesi. Dan setelah sesi pertama, kak John beserta antek-anteknya balik lagi ke atas. Mereka akan balik lagi nanti di sesi kedua. Hadooooh.. rempong amat ini acara. Ane sampe ketir-ketir berusaha ngomong biar bisa ketemu sekarang berhubung hari juga sudah semakin sore. Akhirnya demi perdamaian dunia, ane buntutin rombongan artis itu sampe parkiran mobil yang ada di atas. Ane nggak mau tau, pokoknya ane harus ketemu. HARUS pake capslock.

Hasil dari perbuntutan tidak tau malu itu, ane mendapatkan kak John masuk ke sebuah ruangan VIP yang tersembunyi. Ada beberapa satpam dan algojo yang menjaga pintu ruangan itu. Waduh, pintunya ditutup. Remponggg.. rempong... Ane yang kebelet pipis aja sampe nggak jadi kebelet *apadeh*. Akhirnya ane nekat mendekati para abang satpam yang kayanya dan semoga ramah. "Pak, saya mau ketemu John Martin." | "Kenapa? Mau minta foto? Nanti aja, jam 4 turun lagi kok." | "Yaelah Pak, saya jauh-jauh lho dari Jogja. Bentar aja pak, pliss." | "Nanti aja jam 4" Hihhhh..

Muka ane udah ketekuk-tekuk dan keuntel-untel gitu deh. Ini bener-bener cobaan hidup yang berat. Akhirnya ane nganterin Kenyut sholat dulu supaya ane dapet pencerahan hidup. Di mushola, nggak disangka-sangka ane berpapasan dengan VJ Franda. Tanpa ragu ane pun menyapanya dan menanyakan keberadaan kak John. Dia pun menjawab dengan ramah, "Oh kak Johnnya ada di dalem" Huahaha #akupekokbanget.

Selesai Kenyut sholat, ane ternyata dapet pencerahan. Luar biasa kan! Yang sholat siapa yang dapet pencerahan siapa. Hahaha jadi ane memention kak john via twitter. Hanya dengan cara inilah kami berkomunikasi. Maklum LDR. "Kak John, aku pengen ketemu bentar aja pliss.. soalnya kita mau pulang hehe :)". Dibales nggak ya? Dibales nggak yaaa? Galau. Sambil menunggu mention balasan, kita berdua malah nongkrong nggak jelas di pinggiran parkiran mobil atas. Kenapa nggak loncat sekalian? Yaiyalah, siapa sih yang rela mati jomblo? Ane bakalan dapet predikat selemah-lemahnya jomblo *ini kenapa ane malah curcol*. Daripada kesambet setan mal, kita memutuskan untuk turun aja. Tapi pas lewat depan ruang VIP rasanya ane pengen ndobrak lawang banget -_-. Pada saat itu, suatu ide melintas begitu saja di kepala. Ane kan bawa kado buat kak John. Gulo teh! Yaaa gulo teh tetep termasuk kado kan? Kado itu harus disampaikan pada yang berhak. Semuanya pasti akan memaklumi itu. AHA!!! *ide cemerlang*

"Permisi, Pak. Hehe.." *sambil ngetok2 pintu VIP*. Di dalemnya ada beberapa satpam yang sedang asyik ngubrul. Mereka nggosipin apa ya kira-kira? -_-. Salah seorang satpam yang mukanya ramah mendekat. "Kenapa mbak?"
"Pak, kita dari Jogja nih. Saya mau ketemu kak John bentar buat ngasih ini *acung-acungin gulo teh* *grin*. Boleh nggak? Bentar aja lah pak, lagian tadi saya udah bilang kok sama kak John." *pede mampus, siapa gue* Hahahahaa yobenlah, inget tujuan awal. Sing penting ketemu :))
"Oh, bentar-bentar.", Pak satpam itu masuk lagi.
Pak satpam yang tadi kemudian kembali membawa temennya. Aduh, perasaan ane udah aneh-aneh aja. Mau diusir ya? -_- "Gimana pak?" *nyengir*
"Mbak boleh masuk, tapi satu aja yang masuk." JIAHHH.. apa-apaan. Ane pun merasa harus mengatakan sesuatu supaya kita berdua diijinkan masuk. "Pak, kita ini udah jauh-jauh lho dari Jogja. Plis pak, bentar aja Pak." *pasang tampang melas ala ala gembel*
"Hmm.. yaudah" Pak, semoga kalian berdua masuk surga.
Daaan.. kita berhasil masuk ruang VIP. Sungguh suatu pencapaian dalam hidup. Inilah yang dinamakan pertemuan eksklusif. Hahahahaa! Baru beberapa langkah kita masuk, kak John keluar *demi guloteh, ane setengah nggak percaya dengan adegan ini* Kemudian kami cium tangan, berpelukan, dan dia kubawa pulang. Hahahahaa *ups*. Jadi kenyataannya, kak john keluar menghampiri kita. Dia masih ganteng, masih tinggi, masih lucu. *melting* :')) "Eh haloooo..apa kabar?" Langsung kujabat tangannya, nggak akan kulepaskan sampai kapanpun. "Kabar baik kajohn, wah seneng banget ini bisa ketemu lagi hehehehhhh". Kita pun ngobrol singkat dan berfoto ria. Selalu saja ada yang bikin ane ketawa ketemu kak john ini. Hahahahaa
"Oh iyaa. Ini kak john, ada sesuatu dari kita. Bukanya nanti pas sendiri aja ya, ini kan rahasia. Hahaha!" *memasang tampang misterius*
"Wah, makasih yaaa.. ini pak, pasti harganya mahal banget ini." dia malah ngomong sama pak satpam -.- dalam hati ane: hahahahahahaha!
Setelah itu kita pamitan *gara gara udah dipliriki sama satpam-satpam*, cipika cipiki, berpelukan *eh* :))
"Pamit yaa kajohn! Hehehehh makasih yaa :)" | "Iya sama-samaa, makasih ya kenyut, makasih ya mir!"

serah terima "gulo teh" :))

Makasih banyak kak john yang sangat baik dan tidak sombong! :)
Seneng banget deh hari itu. Malemnya aja ane senyum-senyum kayak orang gila *penting* HAHAHAHAHAAA Okee, ini pengalaman keduaku ketemu John Martin Tumbel. Salam johnious se-Indonesia raya! ;D

Selasa, 29 November 2011

Sibuk atau Sok Sibuk

Segala pernak-pernik perlengkapan kuliah berserakan di atas kasur. Laporan, jurnal, modul, bolpen bocor, kembang kuburan dan segala macem. Sengaja ane serak-serakin emang, padahal anenya ngetweet. *Silahkan komen, bebas. Semoga besok nggak ada yg tumbuh bisul ya*. Biar apa sih disebar gitu? Biar disapu? #PLAK sebenernya nggak ada alasan khusus nyebar ini semua. Ini cuman karena ane bukan orang kaya. Kalo ane orang kaya pasti ane nyebar2 duit. Alasan ini emang wagu ya. Tapi ya gimana lagi, ane nggak punya ide sih buat nulis apaan *dilalerin coro*.

Ya, kayanya ini ada hubungannya sama hidup ane yang akhir-akhir ini berubah drastis. Bukan karena dilamar sama David Beckham dan galau karena mempertimbangkan jarak usia di antara kita berdua *ini apa ya*. Ya, jadi kurang lebihnya ini adalah soal kehidupan kampus. Entah dosa apa ane, perkuliahan mendadak jadi menjijikkan. Tugas berjatuhan, makalah dan laporan bertebaran. Ternyata cobaan sebelum menikah itu emang berat ya. Tapi btw, kenapa Jaka Sembung naik ojek? Mungkin doi nggak punya motor. *zzz

Memang, memang. Semuanya ini sebenernya nggak perlu diumbar di jejaring sosial, apalagi blog. Norak beeet.. norak bettt..*LHAH, INI APA?* zzz banget. Sebenernya ane tergoda sekali untuk melanjutkan kalimat utama di atas ke arah mengumbar kemesraan di jejaring sosial. Kenapa sih? Apakah ane sirik? Yaudah sih, mendingan ane diem aja daripada dibuli sama pasangan2 yang *kayanya* mesra itu.

Pernah nggak sih dihantui sama temen lama? Sahabat2 lama itu tiba-tiba mengsms ente, atau menyapa ente lewat chatting fb. Setelah ngobrol singkat, ngatain ente sombong lalu mulai genit *ini apasih*, rupanya temen ente itu ngajakin main. Sementara hidup ente baru dirundung pilu karena sedang cari jodoh karena bertubrukan dengan sesuatu. Terus temen ente nyeletuk, "Sok sibuk sekarang :p". Ane pernah beberapa kali. Dan kemudian ane terkena serangan galau ringan, lalu menyelutuki diri sendiri dengan kalimat yang sama. Terlintas saat-saat main bersama seharian *berasa udah jadi orang sukses*. Tapi dunia sudah berputar ribuan kali sejak saat itu dan aku jadi begini sekarang *LEBAY WOI*

Sekarang ane udah semester 5. Semester 5. LIMA WOI. Sepuluh dibagi dua! Jumlah andeng2 gue di tangan! Iya, LIMA! Sekarang, di kampus sudah dipanggil mbak *dulunya dedek*. Nggak masalah sih, asal yang manggil ane itu emang lebih muda dari usia ane sekarang *17*. Ane bisa terima itu. Tapi situ sok imut banget nggak ya panggil ane mbak. Kita seumuran, plis dehhh *lap keringet*. Tapi ane pikir-pikir, masih lebih okelah daripada dipanggil mas. Atau, Om? *raba-raba janggut* *untung nggak ada jambang*. Demikian, jadi ane sekarang sudah bukan lagi MABA alias mahasiswa bahagia. Jadi sekarang ane harus fokus. FOKUS. Supaya lilinnya nggak mati dan kamu bisa ngepet dengan lancar.

Hidup mahasiswa jomblo! Nggak ada lo, gue berhenti jadi mahasiswa. Bye.



Minggu, 23 Oktober 2011

JJC Bikin Ane Hampir Gila Zzz

Pada beberapa pagi melek adalah perjuangan. Begitu juga dengan pagi ini. Ane terkapar di kasur dengan posisi superpewe di antara bantal-bantal penyenyak. Badan ane pegel-pegel butuh jamahan koyo. Ini jelas gara-gara peristiwa semalem. Ane terlibat aksi gencet-gencetan massal yang amat berbahaya. Sekarang kaki ane emang tinggal dua. Tapi ane bersyukur karena masih diberi umur panjang. Ane berhasil pulang setelah hampir tengah malam terus cepet-cepet mandi untuk menyucikan diri dari apa yang baru saja ane lakukan. Buset kaya habis ngapain aja sih.
Semalam emang ane habis ngapa-ngapain. Yaiyalah, ada karnaval besar di sepanjang Jalan Malioboro gitu loh. Kalo nggak salah namanya JJC yang kepanjangannya Jogja Java Carnival. Eret-eretan itu sukses menyedot perhatian masyarakat sehingga sepanjang emperan jalan dipadati manusia-manusia kurang kerjaan *ane include. Apa sih yang mau dilihat? Karnaval doang. Apa mereka nggak punya gawean? Oke, malam itu adalah Sabtu malam. Tapi heloo.. plis. Apakah empet-empetan nonton karnaval itu romantis? Kalian nggak malem mingguan di tempat laen? Atau semua yg nonton karnaval ini jomblo? Oh.. *celingak celinguk nyari yang oke*

Ane hampir tau segala-galanya dari twitter *cuih, lebay*, termasuk karnaval JJC ini. Pada awalnya ane emang pengen nonton sebagai ajang seru-seruan. Dan pengen itu akhirnya jadi niat setelah pas malemnya (H-1) diajakin nonton sama Pren. Orang ini emang hobi banget ngajakin yang aneh-aneh begini. Dan ane mau-mau aja sih diajakin aneh-aneh. *di sini kesannya dia yang nyesatin ane ya buahaha puas ane* *eh
Akhirnya ane pun mengiyakan. Diajakin beginian, ane bisa tiba-tiba jadi yesman. Kapan lagi sih ada karnaval gede gini ya kan? Biasa, ababil. Nggak tau resikonya apaan, main tubruk aja apa aja yang di depan. Beneran deh, baru berangkat aja ane udah sotoy. Ane sengaja berangkat mepet karena merasa punya jalan pintas *jalan selebar bibir kudanil di depan taman pintar itu tuh* *iya, menurut ane itu jalan pintas*. Ternyata ini nggak cuman sotoy tapi juga bego. Jalan pintas yang ane bangga-banggakan itu ternyata juga penuh dengan cecunguk-cecunguk yang menyerbu malioboro. Ah, sungguh telo. Mereka semua tau rencana ane dari mana coba? Zzz


Beneran. Yang biasanya limabelasmenit nyampe, ini limabelasmenit cuman bisa selambaian bulu ketek doang. Ane muter-muter, nyeberang kali, mengarungi jembatan, dan akhirnya nyampe. Untung karnavalnya belum kelar. Sampe di lokasi ane udah jadi nenek-nenek. *Nenek-nenek super yang harus bisa loncatin pager beberapa kali soalnya nggak ada pilihan laen.

Karnavalnya ini bagus tapi nggak bisa dilihat. Sama aja. Ibaratnya tuh kaya cowok cakep dikrukupin sarung. (-.-)a Akhirnya ane sama pren yang pengennya ketemu temen-temen yang juga pada nonton karnaval nggak jadi pengen. Yang pengennya poto2 nggak jadi poto. Merambat semeter aja rasanya kayak disuruh merambat semeter sambil dorong tronton. Nah, kebayang kan? Capek, ngos-ngosan, dan sumpah lebay banget ini ceritanya. Di situlah ane bersyukur bukan pengidap asma. Bisa-bisa ane mampus dengan tidak senonoh di tengah lautan manusia dengan motivasi yang salah. Nonton karnaval. Yaelah banget.. apa kata ibu suri dan baginda? Apa kata pacar? *eh Dan di tengah-tengah kerumunan bertabur ketek-ketek basah itu, yang mangap-mangap sambil jinjit-jinjit kayak orang kelelep di empang, sambil teriak-teriak "Aku mau pulaaang", nah, itu ane.

(-_-)'

Demi masa depan, ane harus keluar dari lautan manusia ini. Satu-satunya cara adalah lompat pager. Tau pager benteng vredeburg nggak sih? Nah, itu dia pagernya. Pager itu kezoom out - zoom in selama ane berpikir keras loncat atau mati? Loncat atau mati? Akhirnya ane loncat pager. Kesatria banget ya *kesatria apa maling jemuran? -.-a*. Dan di situ ane keseleo. Sialan. Lama nggak ngecheers ya gini deh hasilnya *ngecheers di sahabat dahsyat peres jemur* -_-

Berhasel. Dan yang bikin ane pengen ngakak sambil permisi adalah karena setelah kita berdua lompat, pager itu ditutup pake motor biar nggak ada yang ikutan lompat lagi. Iya, kita emang pioneernya *dikeploki* *bangga*. Yeah, waktu itu nilai oksigen meningkat berpuluh-puluh kali lipat dari biasanya. Dan berhasil terbebas dari perebutan oksigen itu berasa sesuatu banget ya *Halah syahrini terus apalane. Bosen ah.

Ternyata karnaval itu emang bener-bener. Ah, biarkan gambar ini saja yang menjelaskan semuanya.

demi
Dari dalem benteng vredeburg ane nggak bisa liat apa-apa selain arak-arakan yang super tinggi. Apaan coba, masa liat pucuk-pucuknya doang. Akhirnya ane berupaya untuk naik tiang-tiang yang bisa ane panjat *barbar banget*. Emang sih barbar, tapi nggak sebarbar gambar di atas ya. Sumpah, itu parah banget bikin ane mangap-mangap.
Semakin malam jalanan yang tadinya penuh jadi agak mendingan. Untuk kesekian kalinya ane sama Pren loncat pager untuk mendekati jalan raya. Akhirnya kita dapet pemandangan yang lumayan bisa diliat. Kalo mau pun ane bisa turun ke jalan buat difotoin sama eret-eretan. Tapi ane udah males. Akhirnya kita cuman duduk di atas pager *iya, DI ATAS PAGER* sambil ngeliatin kepretan Jogja Java Carnival. Di situ ane malah ketemu orang gengges yang nggak jelas banget ngajakin ngobrol. Lama-lama ane mulai curiga sama orang itu dan berniat kabuuur. Orang itu rupanya ngikutin kita meen! Tiba-tiba pacar ane muncul dan pegang tangan ane. Di situ ane meleleh. Dia bilang, "Apa?" dan orang nggak jelas itu langsung ngacir. "Makasih yaaa.. heuhueheuhauheu.." #PLAK
Akhirnya kita berdua kabur beli ronde *ini penting*. Sumpah, serem banget itu orang. Ngebet nggak jelas gitu. Dari itu kita dapet hikmah lain kali harus bawa cowok kali ya biar nggak digenggesin. Siapa? Pak RT? Ya, siapa aja deh (-_-)'. Ane kapok, amit-amit nggak mau lagi HOAAARGGHH..



Kamis, 20 Oktober 2011

Cacatan Random


Hari ini tidak jauh beda dengan hari-hari kemarin. Aku mendengarmu sedang ngobrol dengannya. Di sana kau terdengar sibuk mencari-cari topik untuk dibahas panjang lebar. Sedangkan yang diajak bicara malah asyik sendiri, sambil sesekali menanggapimu. Kalian pun ngobrol ngalor ngidul, dengan topik yang berhasil kau buat tadi. Sebenarnya pembicaraan kalian sama sekali tidak menarik. Aku mendengarnya semata-mata karena aku punya telinga. Sepele, namun tidak terpikir olehku secuil hari kamis ini akan membawa pikiranku kemana-mana. Aku mencernanya dengan susah payah dan aku memang berniat tidak menimpali apapun karena aku sedang sibuk dengan pikiranku sendiri.
Pembicaraan kalian terdengar hampir selesai. Kau melintas di depanku. Aku diam saja. Apa kau yakin tidak mau bicara padaku? Apa kau yakin tidak ada yang bisa kita bicarakan sekarang?
Kita bertemu setiap hari. Seharusnya aku tidak perlu takut kita tidak bisa bicara lagi. Lihat, kaulah yang akan mengajakku bicara nanti. Dan saat itu, aku akan menyampaikan apa yang aku rasakan. Lihat saja.
Ini postingan sampah dan sampah harus dibuang pada tempatnya *CMIIW* ;P

Jumat, 26 Agustus 2011

Masak Ala Ane :)

Haloo apa kabar? Bagi THR dooongg..
Liburan tinggal bentar lagi nih. Jadi mari kita isi dengan yang belum sempat kita lakukan selama liburan. Apa ya? Banyak banget deh kayanya. Tapi hari ini ane mau dirumah aja ah setelah beberapa hari ini ane gentayangan kemana-mana. Daaaan.. hmm.. ane mau masak ah! :D #bumigonjangganjeng #petirmenggelegar #bumiterbelahbelah Emang bisa Cung? -_- jangan ngeremehin ane ya. Gini-gini ane juga wanita cerdas yang senantiasa memanfaatkan bumbu-bumbu racik yang sekarang udah banyak banget dijual di pasaran. Mau masak apa sih bhu? Nasi goreng, ayam bumbu, sayur lodeh, gulai, sampe rendang semuanya jadi gampang. HAHAHA ini sih bukannya ane ngajarin sesat ya. Sebagai wanita, tentunya tanpa bumbu-bumbu instan yang ajaib itu pun kita tetep bisa jumpalitan di dapur. *jumpalitan karena bisanya cuman masak aer* -_- Enggak dong, masak beneran! Apa kata ibu mertua? #eh

Jadi, menu hari ini adalah ikan tongkol yang digoreng pake bumbu racik , ikan tongkol lombok ijo, sambal terasi seger, dan puding cokelat.
Hebatnyaa ane bisa masak itu semua fufufu
Ikan Tongkol Goreng
Oke, berikut adalah bahan-bahannya:
  1. Ikan tongkol segar 1/2 kg dipotong-potong, dicuci bersih, jangan lupa diilangin eeknya.
  2. Garem
  3. Bawang
  4. Kunyit
  5. Merica
  6. Bumbu kaldu
  7. Jeruk purut
NB: Nomer 2 s.d 7 bisa disingkat menjadi: Bumbu racik ikan goreng HAHAHA :P
Sayati daging ikan terlebih dahulu. Ini bertujuan supaya bumbu merasuk sempurna *buset bahasanya merasuk? Kerasukan bumbu? -_-*. Kemudian lumuri ikan dengan bumbu hingga merata sambil ditekan-tekan. Masukin freezer selama 15 menit lalu goreng hingga kekuningan dalam minyak panas. Jadi deh. Kok cepet amat? Biarin dong, ini sih mungkin karena saking canggihnya si chef :) *benerin kolor*

Ikan Tongkol Lombok Ijo
Nah, selanjutnya kita mau masak tongkol lombok ijo. Wowowowow! Ini kesukaan ane banget. Caranya gampang. Ambil beberapa tongkol yang udah digoreng tadi. Jangan semuanya! Kan nggak semua suka pedes. *aduuh, ane calon ibu bijak banget ya. Jadi terhura.* Siapkan bumbu-bumbunya:
  1. Lombok ijo (yang banyak) dan 17 cabe rawit merah. Angkanya harus ganjil biar enak #sokteu. Lombok rawit merah ini sengaja ane campurin biar pedesnya nendaaaang! Tapi buat ente yang nggak terlalu selera sama yang hot-hot, ya nggak usah sok-sok pake cabe rawit :P
  2. Bawang merah, bawang putih
  3. Garem
  4. Merica
  5. Bumbu kaldu
  6. Daun jeruk
  7. Gula pasir

Semua cabe diiris tipis-tipis (secara miring). Kenapa miring? Ya biar nyeni aja. Potong tipis-tipis bawang merah dan bawang putih. Sebagian bawang putih bisa digeprek. Selanjutnya, panaskan sedikit minyak di penggorengan. Masukin bawang, tumis sampe harum. Kalo udah harum, masukin semua bumbu (lombok, garem, gula, merica, daun jeruk). Setelah itu, silahkan bersin-bersin tapi jangan beri bumbu tambahan ke wajan ya! Maksut ane jangan sampe ingusan -_-
Kalo udah, masukin ikannya. Aduk sampe semua lombok membaluri ikan. Tambahkan bumbu kaldu dan tinggal tunggu sampe mateng.

Sambel Terasi Segar
Percuma masak tapi nggak ada sambelnya. Itu adalah moto ane dalam dunia perdapuran. Terserah mau dianut apa enggak yang jelas sambel sangat berarti dalam hidup ane *woi lebay woi*
Bahan-bahan:
  1. Cabe rawit merah 11 biji
  2. Cabe rawit ijo 6 aja
  3. 2 siung bawang merah
  4. Terasi yang udah dibakar
  5. Garem
  6. Tomat segar
  7. Bumbu kaldu
Ulek kasar semua bahan kecuali tomat dan irisan jeruk purut. Terakir, geprek tomat dan irisan jeruknya. Selamat mencocol :)

Nah, sekarang kita bikin dessertnya ya. Dessert itu apa? Makanan pencuci mulut. Jadi habis itu gausah perlu sikat gigi lagi #sesat -..-'. Kali ini makanan pencuci mulutnya adalah pudding :)
Gampang banget nih, tinggal beli aja ager-ager gitu. Di belakangnya nanti ada kok cara pembuatannya. Bahahaha #nggakniat :P

Tips Dapur
Ane punya tips nih buat ente-ente yang suka nongkrong di dapur. Hehehehhh cermati ya :)
1. Biar nggak nangis saat ngiris bawang merah. Nah, ini gampang banget. Cuci bawang merah dengan air garam sebelum diiris. Dijamin ente nggak bakal mewek cuman gara-gara ngiris bawang. Tapi jangan sambil galau ya, sama aja mewek deh nanti.
2. Menghilangkan bau bawang putih di tangan. Saat mencuci tangan, gosok-gosok tangan dengan aluminium. Kemudian, baru pake sabun.
3. Menghilangkan bau naga gara-gara makan bawang. Caranya gampang: minum susu. Katanya, susu bisa menetralisir sulphur yang dihasilkan oleh bawang putih.
Udah sih segitu aja, nanti ane tambahin lagi :)

Fiuuh.. capek juga ane hari ini di dapur #berasawanitatulen. Okee, berhubung ane adalah chef pemula dan masih perlu banyak belajar, nantikan resep ane selanjutnya! Salam jumpalitan! ;))


Rabu, 17 Agustus 2011

Ane nggak Merdeka, tetapi Galau -_-

Hari ini adalah hari kemerdekaan bangsa ane. Bangun tidur ane langsung ngucapin happy birthday to Indonesia di timeline, selayaknya warga negara yang baik yang seenggaknya tau bahwa negaranya sedang berulangtahun. Ucapan sederhana di timeline mungkin akan cukup menunjukkan kalo ane turut memperingati dan peduli dengan hari ini. Padahal, nyatanya ane nggak tau menahu kalau hari ini tanggal 17 Agustus (sebelum dikasihtau sama televisi dan timeline). Baiklah, ane memang payah dan parah. Jiwa nasionalisme ane enol besar. Buat ane, merdeka adalah nggak dijemur lagi di lapangan seperti jaman-jaman bangku sekolah dulu. Menyiksa banget. Seringkali ane lemes (walaupun nggak sampe pingsan) dan harus digiring ke tepi lapangan untuk disuguhi teh hangat. Walaupun ane sempat jadi anggota tonti dan mengibarkan bendera, nggak ngefek-ngefek amat. Buat ane, upacara bendera adalah sesuatu yang menyiksa. Tanpa mengurangi kehormatan ane pada para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan bangsa ini, ane benci upacara. Alasannya ya itu tadi, cetek sih. Tapi begitulah kenyataannya. Baiklah, cukup untuk 17 Agustusnya. Toh ane juga udah nggak napsu ikutan lomba makan kerupuk, panjat karung dan lompat pinang seperti dulu. Yang ane tau: Indonesia udah merdeka 66 tahun yang lalu, tapi rakyatnya belom.

Selanjutnya, ane nggak akan menggubris soal kemerdekaan Indonesia yang kebetulan jatuh pada hari ini. Karena buat ane, hari ini adalah salah satu hari libur yang patut dinikmati, waktu istirahat pasca operasi gigi beberapa hari yang lalu, dan (sialan) hari galau.
Kegalauan itu berawal dari rasa penasaran. Kebetulan, ane duduk di hadapan sebuah kaca dan sebuah senter. Kedua alat itu memungkinkan ane untuk melakukan sesuatu: menilik bekas operasi gigi beberapa hari yang lalu. Wow, bagaimana ya kabarnya sekarang? Ane pikir lukanya pasti sangat cantik, terjahit sempurna, dan akan segera sembuh. Dokter mungkin akan terheran-heran, bagaimana bisa pulih secepat itu? (Oke, ane kepedean mampus) -_- Semua itu karena sejak hari pertama pasca operasi, ane tidak mengeluhkan apapun. Semuanya terasa beres. Nggak sakit, juga nggak terlalu bengkak. Hingga ane pun sudah memberanikan diri untuk makan seporsi steak dan bahkan menyikat gigi. *Ya, mungkin ane adalah pasien paling songong*
Dan setelah ane mangap dan melihatnya dengan bantuan senter, ane kaget. Panik. Heboh. Update status. Memberitahukan pada seluruh dunia. -_- Nggak ane sangka-sangka, sebuah lubang besar menganga lebar pada bagian bekas operasi. Pikiran ane acakadut: kenapa ini? Jaitannya jebol? Penutupan lukanya gagal? Apa harus dijahit lagi? HAAAHHH.. sumpah, ane galau.

Beberapa temen ane sms untuk tau pendapat mereka. Bagaimana teman-teman? Apakah harus begini, atau begitu. Beberapa dari mereka menjawab. Mas Pram, seorang teman yang dokter gigi menyarankan ane untuk membiarkannya saja. Jangan di-uthek-uthek, nanti malah infeksi. Sebaiknya dibiarkan dulu, nanti sisa makanan yang ada di dalemnya bakal keluar sendiri kalo luka udah sembuh. Lalu jawaban dari Pren: semoga bukan dry socket, Boy! *Hadoh!* Ane tambah panik sekarang. Ya, kadang-kadang gara-gara kita tau terlalu banyak, kita jadi takut berlebihan. Lucu juga ya rasa takut bisa ditutupi dengan sempurna hanya dengan ketidaktauan. -_-

Ketakutan ane berlebihan sampai ane sms dokter ane. Entah dibales apa enggak, tapi kayanya enggak. Beliau pasti sibuk. Apakah SMS ane itu cukup penting dan harus dijawab? Entahlah, ane pasrah.

*setengah jam kemudian* (barusan)
SMS dari drg. Bambang! "Tidak apa2, nanti nutup."
*Angin berhembus* ane ayem sekarang. Baiklah, t'rimakasih Dok :')

HAHAHA.. Oke, selamat tidur! MERDEKA adalah TIDAK GALAU! :DD
Dirgahayu!

Senin, 15 Agustus 2011

Gigi Ane Lahir ke Dunia :)

Nggak ane sangka-sangka di usia belia ABG begini bakalan dilanda kegalauan hebat. Ini bener-bener mengganggu perkembangan mental yang normal tau nggak! Selain galau karena status jomblo yang semakin ngeblur, kali ini gigi bungsu ane juga bikin perkara. Ups, ada yang merasa asing dengan istilah gigi bungsu? Gigi bungsu atau wisdom teeth atau molar ketiga atau yang lebih awamnya lagi geraham ketiga adalah gigi terakhir yang erupsi pada rentang usia 19 s.d 22 tahun. Karena gigi ini adalah gigi yang tumbuhnya paling akhir, maka disebut gigi bungsu. Dia tumbuh berkat usahanya sendiri, dengan ruang yang tersisa di rahang ente. Nggak jarang, tumbuhnya gigi ini menimbulkan masalah. Bukannya tumbuh menyembul dan menembus gusi, gigi ini malah terjebak di dalam tulang rahang ane karena tidak menemukan space yang cukup untuk tumbuh sempurna. Dalam kasus ane, mahkotanya cuman nyembul sebagian aja karena nggak ada space lagi di rahang. Posisinya miring ke arah bukal (pipi) kemudian nubruk nyungsep geraham depannya. Dan itu rasanya maknyuusss..
Terlahir ke dunia :') ganteng bukan?

Pada sebagian kasus, masalah ini bisa menyebabkan saraf terjepit dan rasanya pasti mak nyos dan mak jleb. Entah ya, ane nggak bisa menggambarkan rasanya karena nggak mengalami sendiri #amitamityaa. Jadi yang baru tau soal gigi bungsu ini, coba cek. Apakah ada sesuatu yang menyembul di rahang bagian belakang ente? Sakitkah? Bisa jadi itu bisul gigi bungsu yang sedang memberontak mau keluar :)

Dalam kasus ane, dua gigi bungsu rahang bawah impaksi. Sedangkan gigi bungsu rahang atas nggak ada benihnya *HORRAY!**ane adalah manusia evolusi meeen* (berdasarkan rontgen beberapa waktu yang lalu). Manusia evolusi? -.-a *silahkan googling :)*. Satu dari dua gigi itu sekarang sudah menyembul sebagian, dan menimbulkan masalah. Dia adalah dens molar ketiga kanan rahang bawah. Sebenernya, sudah lama gigi ini mengusik kebahagiaan ane. Pada awalnya sih nggak sakit, cuman biasanya makanan pada hobi banget ngumpet di situ. Nasi, daging, keripik, baygon, segala macem lah yang berusaha ane telen. Lama-kelamaan, gusi ane di sekitar situ pun membelah, membengkak, dan celahnya jadi melebar dan *sial* sakit! Akhirnya ane memutuskan untuk menghadapi takdir, yang mana sebelumnya ane udah tau kalo gigi ini impacted (impaksi/ bertumbukan) dan harus diambil dengan cara: DIBEDAH!
*kesamber petir menggelegar*

Kamis, 11 Agustus 2011
Deg deg seerrrrr~, ane duduk di kursi tunggu pasien RSGM Soedomo. *jiahh, kampus sendiri* Ya..ya.. nggak apa-apalah, berhubung rujukannya disini dan ane udah ngincer salah satu dokter gigi spesialis bedah mulut yang terkenal was wis wus dalam urusan pengodel-odelan mulut (drg. Bambang) Ane ditemenin sama @prendpren dan @prinsputri. Memang, rencananya kita mau videoin adegan pengodel-odelan mulut ane itu. Jadi ane butuh bantuan mereka untuk jadi kameramen hahaha

Tapi karena gusi ane masih bengkak, jadi harus diobati dulu. Dikasih antibiotik dan hari Senen ane disuruh balik ke sini. Jiaah, udah deg-deg ser nggak jadi deh.. Nyatanya, keputusan dokter sama sekali nggak bikin ane jadi adhem ayem. Malah, ane tambah galao aja. Kam to the pret! Maap ya ribuan followers, kalian jadi terganggu karena bacotan nyampah ane setiap hari di jejaring sosial twitter. Ane bener-bener nggak tau lagi dimana tempat pelampiasan galau yang oke. Jadi plis, ngertiin ane. Yayaya? :') *najis diem lu*

Selama penantian panjang itu ane bener-bener pengen memakai waktu ane sebaik-baiknya. Makan enak, ngemil kripik, karaoke, gitaran seharian, kumur-kumur, ngakak salto, bla bla bla. Ane kawathir pasca operasi ane nggak bisa lagi ngelakuin itu semua! Sediiih.. banget ane. *kayanya lebay woi*

Senin, 15 Agustus 2011
Hari itu akhirnya dateng juga. Gaya-gayaan: gusi ane pasti juga udah nggak sabar pengen dibacok. Tunggu apa lagi? Kemooon! Realita: galau tiada akhir. Tangan tremor, otak eror. Tiap menit benerin kolor. Ane duduk bertiga bareng @prendpren dan @prinsputri di bangku klinik spesialis bedah mulut lt. 3 RSGM Soedomo. Di situlah ane nggak bisa diem. Sesekali ane celingak celinguk, mana nih dokternya? Nggak dateng-dateng, bikin ane tambah galao aja.
Nggak lama kemudian drg. Bambang yang sudah seabad ditunggu-tunggu dateng juga. Langkahnya terdengar di telinga ane seperti monster yang menyebabkan lantai RSGM gonjang-ganjing. Beliau bawa parang dan pacul kebon. *buset, monster apa tukang kebon?* Wajahnya yang sejuk tiba-tiba berubah beringas dan kayanya mau menelan ane bulat-bulat. Atau dimutilasi dulu? Glek. Ane menelan ludah. Itu imajinasi liar semata. Faktanya, Drg. Bambang berjalan santai bersama para residen bedah mulut dan kayanya mereka baru mendiskusikan sesuatu yang penting. Oke, ane menunggu lagi. Galau lagi.

Nama ane pun akhirnya dipanggil oleh mas-mas rupawan dan dia minta nomer hape. Ane pun berbunga-bunga karena jomblo ini akan segera berakhir men! Salah kaprah banget sih ane ngeblog! zzz.. sorry, ini pasti efek dari anestesi yang menjalar-jalar ke otak. Jadi, faktanya ane dipanggil mbak perawat kemudian diantar ke ruang bedah. Ane berasa kaya hewan kurban yang lagi ngantri mau disembelih tau nggak. Dan ini adalah giliran ane! Sial. Klinik bedah mulut yang dulu ane sliwar-sliwerin saat praktikum pengendalian infeksi kini bak ruang penjagalan.

Pren udah senyam-senyum dari tadi, siap siaga membawa peralatan kameranya, sedangkan Putrek nunggu di luar doang. Bantuin doa kali ya. Ane maklum deh, dia pasti trauma OD karena dulu pernah mengalami pembacokan gusi yang serupa untuk mengeluarkan molar ketiganya yang nyungsep di rahangnya.

Setelah diukur tensi dan mengisi inform consent, ane masuk ke klinik bedah. Di dalem udah ada drg. Bambang yang senyum menawan. Nggak bawa parang, apalagi pacul. Ente kirain dia mau ngebon apa? Pakaiannya hari ini serba ijo, seragam bedah pada umumnya itu lho. seperti lemper.

"Loh, bengkak to?", tanya beliau.
"Haa? Enggaaak dok, ini memang pipi saya tembem begini. Hahaha" -_- *ngok banget tau nggak mendeskripsikan tembemnya pipi sendiri*
"Ohhohoho.."
Proses pengobok-obokan dimulai -_-

Ane pun langsung menduduki dental chair. Jujur, waktu itu ane mempertanyakan kesadaran ane menyerahkan diri untuk dijagal. Berapa persen? 50%? 10%? Nol %? -_- *cengiiingittt..* Dental chair dinaikkan, *cekreeekk* lampu dinyalakan. Ane udah nggak peduli soal kesadaran. Ane lirik kamera yang dipegang Pren, mengisyaratkan sesuatu: "Bawa ane kabur dari sini!" tapi sudah terlambat. Akhirnya ane mangap dan menitikkan air mata. Pasrah. Selamat tinggal dunia! :')

Dokter mengambil suntikan lalu menyuntikkan cairan anestesi ke dalam mulut ane. Jarum suntiknya nembus gusi, belok sana, belok sini lalu JROOOT! Dalem meen.. Ane melototin dokternya. Mata berbicara, "Apa yang barusaja Anda lakukan, Dok? Mencoba membunuh saya?" Sejak saat itulah ane mengerti apa yang dimaksud @prinsputri. Disuntiknya itu nggak sakit, cuman kaya digigit semut. Semutnya jelmaan tokek. Yayaya..

Ane dan dokter Bambang pun berbincang sambil nungguin mulut ane kesemutan. Tapi ternyata, lamaaaaanyooo. Sial, jangan-jangan ane kebal anestesi? Ane pun mulai panik. Ane kawathir ane dibacok tanpa anestesi! Tapi enggak dong ya, GILA APA!? Drg. Bambang pun mengambil tindakan. Beliau menyuntikkan cairan anestesi sekali lagi. Okeee.. ane mau digigit tokek lagi! *melambai ke kamera*. Buat yang penasaran, kaya apa sih rasanya cairan anestesi itu? Kebetulan, suntikan kedua ini ada yang tumpah sedikit dan mengalir ke lidah ane. "PAIIIITNYOOOO!!!"
"Ya jangan dirasain", kata dokter Bambang.
Lah, kan mengalir ke lidah. Menurut lo dok? -_-

Anestesi kedua kayanya sukses mendukung anestesi pertama. Selanjutnya, mulut ane diewer-ewer. Oke, kali ini ane nggak ngerasain apa-apa. Ditonjok pun, ekspresi ane cuman datar. *tapi ane ya enggak sampe ditonjok juga kalee* -_-. Ane pun mulai digarap oleh drg. Bambang dan asistennya, Pak Mulyono. Ada bur gigi, elevator, gergaji mesin, linggis, pahat, semua masuk ke mulut ane. Gusi ane dibor, tulang ane digerogoti. Cengunguuut.. cengunguuut.. *bagian ini asik banget, kaya terapi pijit*. Anestesi ajaib banget, ane nggak sakit sama sekali. Gigi ane ditekan-tekan dan gusi ane pasti terbelah-belah. Darah muncrat dimana-mana. Beberapa kali ane harus kumur dan muntah darah. Anyir banget rasanya.. Ane bisa lihat serpihan tulang ane yang ikut hanyut bersama darah di air kumuran. Setelah itu gigi ane dikeluarkan secara paksa. Dicongkel-congkel pake elevator. Ane melambai ke kamera tanda menyerah dan "Krek.. krek.. KLOTHAK!" Sebuah benda amis tergolek di ujung lidah ane. Buset, ini gigi! Oek.. oek.. oek.. ane menghela napas. "Cantiknyoooo!", seru Pren. Heh! Emangnya ane melahirkan apa! -_-

Belum selesai ya, setelah itu ane dijahit, disulam, dan dibordir. Ane disuruh menggigit kassa selama satu jam dan nggak boleh kumur. Setelah dokter menyeka darah yang belepotan dimana-mana, ane turun dari dental chair. Dibuatkan resep dan HAHAHA selesai! ;) Semuanya tadi kurang lebih 10 menit. *Masa sih? Kok cerita ente kayanya lebay sih? -_-* biarin, yang cerita kan ane :p

"Makasih ya, Dok" :)

Kita pun buru-buru keluar klinik, nggak sabar pengen nonton hasil syuting hari ini. Hahaha.. Video pun langsung digandakan di laptop dan siap untuk disebarkan. *Aib! Situ nggak nyadar apa?* -_-

Wahai pembaca sesat, maap ya, postingan ane ini lebay. Realitanya adalah: Disuntik itu beneran nggak sakit, ngilu dikit sih. Tapi jelas, masih bisa ditahan. Kalo ente sampe mengerang dan ngoser-ngoser, sini! Siapa nama ente? Mau ane tambain kata 'bencong' di belakangnya. Selama proses pembedahan, ane hanya senyum-senyum di atas dental chair sementara mulut ane diodel-odel. Dibor, dicongkel, dijahit.. semuanya hanya terasa seperti terapi pijit. Itulah ajaibnya anestesi, teman-temaan :)
Maka dari itu, jika dokter bilang ente harus OD, jalani sajaa.. nggak sengeri yang ente bayangkan kok. Trust me :) *tapi nggak suer lho ya* bahahaha ;p
Nggak percaya? Simak deh.

Pasca Odontektomi
Kata orang-orang, pasca OD adalah masa yang lebih sulit daripada saat diobok-obok di atas dental chair. Pada masa ini, anestesi tidak lagi bekerja. Maka, nyeri akan mulai terasa. Apa bener begitu? Ngeri banget!
Menurut ane sih biasa aja. Nyeri pasca OD masih bisa ditahan kok. Lagipula, dokter akan memberikan obat anti nyeri yang akan sangat cukup untuk menahan rasa sakit pasca bedah.

Pulang dari RSGM, ane ke Mc' D dianterin @prinsputri yang saat itu sedang menjalankan ibadah puasa. Trimakasih foot! :* muach.. *kecup berdarah*. Ane berencana membeli es krim untuk mendukung penjedalan darah ane. Dan ane menghabiskan segelas Mc Flurry sambil ngobrol ngalor ngidul selama kurang lebih satu jam sama Putrek. Malemnya, bahkan ane makan steak sapi dan jus alpukat. Seluruhnya berhasil ane telan dan kunyah, tanpa rasa sakit. Tapi emang, lama banget ane makannya -_-. Ane masih bisa gitaran sambil bengok-bengok, semua terasa seperti biasanya. Besoknya, ane malah sudah bisa sikat gigi (pelan-pelan sih) :)

Trust me, ini nggak sesangar itu. Yang penting, minum obat sesuai dengan resep dokter. Gigit kain kassa penahan selama kurang lebih satu jam. Ini bertujuan untuk membatasi proses pembekuan darah di dalam soket agar tidak berkontak dengan saliva (air ludah). Jangan kumur-kumur dulu. Apalagi pake obat kumur -_-. Darah bisa-bisa mengalir deras. Hindari meludah terus menerus. Kata orang, nanti bibir ente bisa sumbing! #eh
Selama 3 s.d 4 hari pipi ente akan makin tembem (bengkak) haha. Itu adalah reaksi normal dari tubuh demi proses kesembuhan. Tapi biasanya dokter juga sudah memberikan obat antiinflamasi kok.

Jangan makan/ minum yang panas-panas dulu. Itu akan mengganggu penjedalan darah. Jika perlu, kompres pipi dengan es secukupnya (kurang lebih selama 30 menit setiap 4 s.d 5 jam sekali). Jangan merokok selama 36 jam pertama pasca bedah, ini akan menghambat penyembuhan. Lagi pula, merokok itu polusi banget woi! Paling males ane sama asep rokok -_-. Selama satu s.d dua hari, bleeding masih mungkin terjadi. Itu normal kok, nanti juga berhenti sendiri. Jangan panik, frekuensi detak jantung yang meningkat akibat panik akan menyebabkan darah terus mengalir. Kalo bleeding nggak berhenti-berhenti, segera kembalilah ke rumah sakit.

Jadi buat yang mau odontectomi, jangan ragu dan jangan takut, Nak. HAHA.. buktinya sekarang ane masih hidup dan sehat walafiat :) Tunggu apa lagi? Ayo, OD sekarang daripada nanti gigi bungsumu yang nubruk itu menimbulkan masalah yang lebih banyak lagi. Oke? HAHAAA
Yaudah ya, ane mau bobok rupawan duluu biar cepet sembuh :)) muach







Selasa, 09 Agustus 2011

Senyum :)


Haloo hehehehh maaf ya buat beberapa biji followers blog nan cacat ini. Sungguh, tanpa kalian ane nggak berarti apa-apa lho :') *najis, diem lu*. Maaf soalnya ane lagi keranjingan nyampah dimana-mana. Nggak di twitter, nggak di blog. Ane hanya berpikir sampah harus dibuang pada tempatnya :) *salah gaul*

Tadi siang, ane pergi ke dokter. Bukan gara-gara dokternya cakep ya, ane memang sakit kok. Sakit jiwa, tapi siang itu ane nggak bermaksud buat memeriksakan kejiwaan ane. Ane pikir, yang itu bisa kapan-kapan karena ada yang lebih mendesak: minta rujukan ke dokter gigi buat mengatasi gigi bungsu ane yang tumbuhnya nggak beres ini.

Waktu ane membuka pintu ruangan si pak dokter, "Selamat siang, Dok" sambil menyembulkan senyum ala-ala ababil. Si pak dokter duduk di ruangannya. Ngadep leptop sambil dengerin musik entah musik apa, ane lupa. Tapi kayanya musik galao deh. Setelah ane masuk tanpa disuruh, ane pun duduk tanpa disuruh. Berjalan dari pintu hingga pantat ane sampai di kursi, ternyata pak dokter nggak membalas salam selamat siang ane. Apalagi senyum ababil ane. Woo pak dokter, nggak denger ya? Yaaah.. dan si pak dokter jutek itu cuman melirik ane dikit. Terus, menjep-menjep nggak jelas. Mulai saat itu juga ane sebut dia dokter jutek. Nggak disangka-sangka, yang keluar dari mulutnya pertama kali adalah kalimat, "Ngopo koe?" dan kata-kata yang melintas di otak ane saat itu cuman: "WEH!"

Sampai konsultasi itu selesai, ane nggak mengubah penilaian. Dokternya jutek abis. Hampir nggak ada komunikasi verbal yang terjadi di sana. Dokter itu bener-bener hemat kata-kata, beb. Yaudah sih, ane cuman mbatin aja. Dokternya kenapa? Sariawan? Usus buntu? Kebelet boker? Kok ya begitu amat sih dok, ane ini pasien dokter lho.. Senyum ane mengharapkan balasan. Kasian dong, senyum ane bertepuk sebelah pantat. Jadi, tersenyumlah, dok. Setelah itu, ane pasti langsung sembuh :) *ya enggak lah, kalo gitu si dokter lebih sakti dari ponari dong* -____-

Senyum itu gampang. Semua orang pasti tau caranya. Tarik aja pipi ke samping, maka jadilah lengkung nan menawan yang bisa membuat para bencong klepek-klepek #aslihoror. Bahkan, beberapa dari kita sudah jago akting kan? Lagi galao aja senyum-senyum. Eh, kok jadi curhat sih ane. Hehe.. kalo ente bisa gitu nggak? :) Buruan aja ikutan casting, siapa tau dapet peran tante girang #plak.

Ane tau, nggak semua orang di dunia ini ramah. Ane sendiri juga bukan orang yang ramah. Hahaa.. tapi ane percaya, senyum itu ajaib. Pas lagi panas, kemrungsung, unmood, pengen beleh orang, eh tiba-tiba ada anak kecil yang senyumin kita. Alhasil pengen kita beleh itu bocah. Syukur-syukur mas-mas ganteng :) tau nggak efeknya kemudian? SEJUUUKK meeen! Adem sari dah pokoknya. Yang jelas, senyum itu baik. Ane setuju banget sama yang bilang bahwa 'senyum itu adalah ibadah'. Kita mungkin nggak nyangka, pas kita lagi iseng nyengir.. sebuah hati sedang tersejukkan oleh kinclongnya gigi kita. Luar biasa kan?

Jadi, ayo iseng2 buat keajaiban dengan senyum :)
Gigimu mengalihkan duniaku HAHAHA #mringis



Pakpung = Resik = Ayu :)

Haloo sodara-sodara semua! Gimana, bapak sehat? Ane nggak bisa tidor nih, gara-gara tadi siang ketiduran jadi akibatnya mata ane melek terus. Kedip aja enggak! Yaudah, berhubung waktu ane nggak berharga buat disiasiain akhirnya ane posting aja. Sekarang ane mau ngebahas tentang mandi. Kenapa mandi? Karena di Jogja lagi musim dingin dan ane mendadak males banget sama ritual guyur-mengguyur itu. Mungkin dua hal itu berhubungan sebab akibat yah. Bukan apa-apa, ini semua sebenernya disebabkan oleh trauma masa kecil *najis, ini dideramatisir doang*. Bukan gitu sih, apa ya? Ane tuh fobia air atau dalam bahasa parseltoungenya 'KESET'. Tapi terkadang, mandi adalah tuntutan. Dan ane harus mengalahkan rasa keset takut itu dengan memejamkan mata dan *ANJRIT, dingiiiiin mak!*.

Pakpung :) Sumber

Oya daritadi mandi mandi jangan2 ada yang belum tau apa itu mandi? Gimana caranya mandi? Atau nggak pernah mandi? ~!@#$%^& duh, maaf ya. Dimiskol-miskol sama kasur jadi eror. Baiklah, buat yang belum tau: Mandi menurut wikipedia adalah mencuci tubuh dengan air dengan cara menyiramkan air ke badan atau merendam badan di dalam sungai, danau, telaga, laut, kolam, jamban atau bak mandi. Oke, jamban nggak termasuk ya.
Pakpung = resik = ayu (terjemahan: mandi = bersih = cantik) Hmm ya. Tapi bukan berarti kalo ane nggak mandi = jorok = jelek ya, ane nggak setuju banget tuh. Banyak banget yang bisa mengelabuhi. Misal ya, parfum. Ini bukannya ane ngajarin loh ya. Ane kan mandi terus tiap hari pake pasir pencitraan dikit bisa kali ya. Nah, parfum. Ramuan ajaib ciptaan manusia untuk mengelabuhi hidung orang-orang. Bahkan, kayanya dulu ada iklan parfum yang jargonnya sesat. "Udah mandi atau belum nggak ada yang tahu". Itu maksudnya apa coba? -_- Ane curiga si pembuat jargon terinspirasi dari pengalaman pribadi kemudian memanfaatkannya jadi jargon iklan parfum. Memperjelas solusi tepat buat orang-orang sibuk yang nggak sempet mandi atau cuman sekedar males.

Ah, langsung aja. Kedua, faktor muka. Pernah nggak sih kita habis mandi berjam-jam, luluran, pake kembang tujuh rupa trus ada yang ngatain "Eh, belom mandi yaa?". Denger kalimat itu telinga rasanya mau rontok. Helooo ane udah mandi jebar jebur ngabisin air selokan tadi nggak ada efeknya? Luar biasa. Muka bantal. Kami tidak berdosa. Yaudah sih, jangan salahkan jika kami berpikir 'mandi nggak mandi sama aja kan, kalo gitu ya nggak usah mandi.' #disemprotinbaygon -_- Beda sama yang mukanya udah seger. Siang-siang panas kerontang gitu, dia masih seger aja. Nggak usah mandi setaon, nggak apa apa kali ya dihiasi laler bertaburan tetep cakep kok . Contohnya ya, John Martin Tumbel. Woalah, Johnpantau lagi johnpantau lagi. Ahihihi :* *maafkanlah abege seperti kami* #plak

Ketiga, gel rambut. Coba deh, pake wetlook gitu. Klimisss.. paling2 laler yang bisa nebak kalo ente belum mandi pun kepleset waktu menclok di rambut ente. Dan selamat, pasti ente disangkain udah mandi deh. Nah, jadi penampilan bisa menipu kan? Asal jangan sering-sering aja. Dosa lho ngebohongin orang *ane enggak lho, tapi nggak suer.*

Postingan ane kali ini bukan ngajarin ente biar nggak usah mandi aja lho ya, sama sekali bukan. Blogger macam apa ane kalo menyesatkan? Yang ada juga menjerumuskan kok. Yaudah deh, mending capcus deh manfaat-manfaat mandi tuh apa aja sih? Yah, sekalian nulis sekalian ngasih sugesti ke diri sendiri kalo mandi itu baik. -_-

1. Bersih. Jelas dong, nenek-nenek juga tau setelah mandi badan kita akan menjadi bersih. Keringat, debu, kotoran, oli, kecap, semua meluruh bersama air mengalir yang kita pake buat guyurin badan. Syarat dan ketentuan berlaku: asal mandinya pake air bersih. Kalo pake air selokan ya sama aja bo'ong.

2. Ane pernah denger, mandi juga bisa melancarkan peredaran darah dan merilekskan pikiran.

3. Seger. Yup, pernah nggak sih pas di kelas ngantuk banget kayak habis nelen CTM 4 butir *itu mampus kali ya, bukan ngantuk lagi*. Nah, pasti kita merem-merem gitu kan kaya induk ayam kehilangan neneknya. Yang jelas, merem2 itu bukan menghayati perkuliahan tapi molor! Solusi paling tepat buat menangani halangan manusiawi macem itu adalah cuci muka. Ane pikir buat kasus yang lebih parah, ente harus mandi. Itu akan sangat membantu. Apalagi kalo sabunnya buat tetes mata.

4. Wangi. Yoiiih.. wangi dong, kan mandinya pake sabun. Ada mangga, anggur, stroberi, apel.. macem-macemlah siap2 aja digerayangi lalat buah.

5. Menggalau. Sebagai galauer ane tau pasti kok, kegiatan ini bisa dilakuin kapan aja dimana aja. Dan saat mandi itu bisa oke banget.. Emang okenya kenapa? Ya liat aja deh film-film, orang-orang pada bergalauan di bawah shower kan. Seakan-akan kepala mereka udah berasap nyaris kebakar jadi harus disiram air banyak-banyak. Kalo ga ada shower ya pake gayung bisa sih, cuman efeknya jadi kaya orang yang lagi direhabilitasi aja -,-

6. Upgrade suara. Pernah denger kan penyanyi kamar mandi? Emang sih, sebelum debut mending uji coba dulu di kamar mandi. Palingan efeknya minimal, air bak terombang ambing, tsunami air seni, jamban retak-retak. Masih bisa diatasi lah.

Duh, kayanya ane mulai sarap ya. Maap.. kejayusan melanda tiada tara dan ane belum nemu obatnya. Akhir kata, jangan lupa mandi! Sekian dan trimakasih :)

Minggu, 07 Agustus 2011

Cinta?

"CintaKu itu adalah keputusan, cintaKu itu bukanlah respons
Aku mencintaimu bukan karena apa-apa yang kamu lakukan untukKu.
Aku mencintaimu karena dirimu semata-mata.
CintaKu itu adalah keputusan, cintaKu bukanlah reaksi"
*cuplikan dari Conversations with God for Teens - Neale Donald Walsch*
NB: Wow!



Bulan Ra madhan g

Siang-siang di sela-sela kesibukan nonton tv, jalan-jalan, dan ngetweet *aduh, ane sibuknya nggak ketulungan ya* akhirnya ane dapet ilham buat nulis postingan baru. Kali ini adalah seputar bulan puasa, berhubung ini emang lagi bulan puasa. Emang apa hubungannya sama ane? Apakah ane puasa? Enggak sih. HAHA di sini ane cuman pengen curcol seputar bulan puasa buat ane. Yang jelas, ane suka malam-malam di bulan puasa ini soalnya dengerin suara orang terawih bikin ane ngantuk berat men :hammer:

Pertama2 ane mau curcol ya. Bulan ini adalah bulan penuh kegalauan. Galau adalah enggak puasa di tengah-tengah orang-orang yang berpuasa. Yup, di saat perut krucak krucuk kemudian entah darimana asalnya aroma-aroma penggoda iman itu melintas di lobang hidung. Ini adalah cobaan bagi yang berpuasa, apalagi yang nggak puasa. Kegalauan pun nggak bisa ane hindari. Ane pengennya langsung beli tapi ternyata ane lagi nggak punya duit jadi nggak beli. Ups, alasan ane nggak oke ya. Ganti ahhhh.. Ane nggak beli makanan soalnya temen-temen puasa, nggak enak banget nich makan sendirian #sokcare :P

Maka dari itulah kalau di luar rumah ane jadi ikutan puasa. Kalo sore tiba, ane juga suka ikutan ngabuburit. Malah, di saat seperti ini undangan buber (buka bersama) bertebaran. Jelas bisa ditebak kondisi keuangan ane sekarang. Jadi plis, siapapun yang membaca tulisan ini mau bayarin ane buka barengan. Indahnya berbagi. #modusnyajelasbanget

Kemarin ane barusan buber bareng temen2 SMA. Berhubung ane penasaran mukanya udah pada berubah jadi manusia apa belom, udah punya anak berapa sekarang, yaudah ane memutuskan buat dateng daripada ane laper penasaran. Nggak taunya temen-temen ane sekarang udah pada bawa PACAR. Aduh, capslocknya kepencet deh jadi gede semua gitu. Ane pun galau *kayanya ane lahir ke dunia ini ditakdirkan untuk menjadi seorang galauer*. Tapi oke, ane terima aja. Mereka bawa pacar nggak akan menyurutkan semangat ane buat dateng. Cemen! Kecuali kalo mereka bawa John Martin. Itu akan sangat ngefek. Mungkin ane akan ke bengkel dulu buat service muka biar jadi taylor swift. Maap ya lebay, emang beginilah kami para abg labil. *20 taon abege?!* *ditoyor rame2*

Tapi buber kali itu ane ternyata juga bawa seseorang. Pacar jadi-jadian ane --> @prendpren . Tanpa ane paksa buat menyamar jadi pacar ane sehari itu aja demi menyelamatkan popularitas ane, pren ini menyodorkan diri buat ikutan buber. Ini memang horor abis, tapi ga apa-apa sekali-kali. Yang ane kawatirkan cuman kalo ini akan berlanjut #aslihoror.

Sementara ini baru satu buber yang ane datengin. Dan itu sudah cukup menguras dompet karena sistem pembayaran nggak berubah dari dulu hingga sekarang: yarwe-yarwe (bayar dhewe dhewe) -_-. Dan ane sangat menyesal mesen minuman peresan ketek yang katanya bernama orange squash itu. Jeruknya basi gitu! Udah mahal, bikin sentik-sentik. Ane jamin ini nggak akan terulang.

Yah, ane tunggu deh undangan-undangan buber selanjutnya yang akan melewati jalur seleksi ketat. Kalo gretongan sih Insya Allah nembus yah. Yaudah deh, ane mau mandi dulu supaya berat badan ane turun. Oiya, selamat berbuka menjalankan ibadah puasa :D


Jumat, 29 Juli 2011

NOSTALGILA 2011

Fiuuh, posting lagi! Apa kabar? Bapak sehat?
Yup, basa-basi tuh emang basi yaaa *rolling eyes* Langsung aja! Postingan ini adalah tentang NOSTALGILA edan di artjog 2011 kemaren. Tapi sebelumnya, ane kebelet cerita sejarah kegokilan ane *curcol*.
Sejarah kegokilan ane nggak begitu banyak. Maklumlah, nemuin temen sevisi misi tuh (cie macam perusahaan aja #sumpelinkolor) emang susah-susah gampang. Dulu banget, ane pernah maen tantangan sama orang-orang gila itu. Kita ada beberapa orang, lalu kita saling suit untuk dibagi menjadi dua kelompok. "Ping pingsut iwak babi mateng kecyuuut" dan terbagilah kita menjadi dua kelompok. Dan kita ada di sini buat: adu ketebelan muka. Tantangannya macem-macem dan lumayan bikin muka ane membadak. Sumpah, malu abis!
1. Waktu itu kita ada di kawasan Malioboro dan kebetulan banyak hotel di sepanjang jalan itu. Dan tantangannya adalah: masuk hotel buat nanyain info orang yang nginep di situ. Ngasal banget dah ini. Mbak-mbak resepsionisnya sampe ribet telpon sana sini gara-gara kita. "Mbak, ini tuh nggak mungkin salah. Coba deh, cari lagi! Ck!" -_- *maklumlah, seumuran itu ane lagi terpengaruh sama sinetron, jadi ekspresinya menjiwai gitu deh* #plak #disumpelinkolor.
Tantangan ini sukses dan berlanjut ke tantangan selanjutnya.
2. Menghampiri tukang becak dan bilang, "Eh, Bapak! Aku cantik nggak sih?" *harus sampe dijawab cantik* -_-
3. *pergi ke warung* "Misi, Buuu.. ada permen?" | "Ada" | "Satunya berapa, Bu?" | "Rp100,00" | "Yah, nggak jadi! Saya cuman bawa Rp50,00!" | "..." -_-
4. Jadi SPG alias sales promotion girl -nya tukang bakso -_-
Hari itu ane mules ngakak. Untung nggak sampe mencret-mencret. Itu emang malu-maluin banget tapi apa boleh buat, udah terlanjur jadi sejarah edan ane. Dan apakah itu akan terulang? Ternyata iya. Walaupun dalam bentuk yang lain.
Yup, ane pernah bergumam. "Kayanya seru ya, jalan-jalan ke mal pake sragam SMA." pada beberapa temen ane. Sebagian besar menanggapinya dengan terkekeh lalu nantangin ane buat merealisasikannya. Suatu hari, ane bergumam pada Pren yang amat sangat labil itu #ups dan nggak disangka-sangka, rencana gokil itu akhirnya kesampean juga! *tumpengan* HAHAHA
Kebetulan, hari itu bertepatan dengan artjog 2011 di TBY. Jadi, berdasarkan rundingan temen-temen, kita mengganti mal dengan artjog. Boleh lah~ Yang jelas, ane mau ngucapin big thanks buat sistah-sistah labil yang teracuni: @prendpren @prinsputri , Arin, Sandra dan spesial buat mbak gan @be_bekti yang pake seragam SMA dari rumah (Bantul boo!) sampe ke TBY, sampe digodain di pom bensin. Katanya pas dia lewat, tetangganya pada nengok.
HAHAHA you
rawwwrk! *templokin medali loe boleh gila* :p
Penyamaran menjadi anak-anak kimcil SMA kita sukses besar. Mungkin tampang *ehem* dan kelakuan mendukung yaaa. Nyatanya, semua orang terkelabuhi. Beberapa kali kita dipanggil "ADEK" *ahhh itu adalah terapi kuping!* *curek-curek pun berguguran*. Apa itu curek? Nggak tau yaudah.. Panggilin kita lagi dong kakak! =))
Kita pun menyusuri jalan-jalan, naik bus transjogja, dan tujuan utamanya ngelayap di TBY.
Berikut dokumentasi pribadi ane:

artjog 2011 *aseli, no sotoshop gan*artjog 2011

geng labil -_-'


Republik umbah-umbah cangkem

Berbeda dan merdeka 100%!

MAK JOSSS!!!
Nantikan ide gila selanjutnya ;)

Minggu, 17 Juli 2011

#2 Sudahi Gembel Ini

Sebenernya belum puas ane main-main di Jakarta. Ane belum ke Ancol, belum nyobain naik bajaj, foto kayang bareng patung pancoran, demo di bunderan HI, ngasih makan lele di seaworld. Pokoknya masih banyak banget tempat yang belum ane kunjungi. Sayang banget, soalnya kita udah kebacut janji sama orang rumah bakal balik hari Selasa. Kalo kita nekat lebih lama di Jakarte: Satu, saldo di rekening ane mengenaskan. Dua, sampe rumah ane nggak diakuin anak lagi. Dan tiga, upil ane semakin menumpuk dan diprediksi akan berkarat. Itu horor banget, ane nggak mau lubang hidung ane berubah jadi blackhole. Lagipula, sebenernya tujuan utama pembolangan ini adalah Bandung, bukannya Jakarta. Jadi tunggu apa lagi? Hari itu juga kita langsung capcus ke Bandung lautan asmara ;)


trio gembel *ane yg kuniiiiiing ;D*

Sayang banget, Umi, Sifa, sama Fira nggak ikutan. Jadi anggota gembel yang tersisa tinggal kami bertiga (ane, Pren, sama Arin). Kami, Trio Gembel #malahbangga siap menghadapi tantangan selanjutnya! Ketemu preman, ketemu bencong, semua udah kita lewatin. Yang belum adalah ketemu cowok cakep. Maka dari itulah, mari kita lanjutkan perburuan ini! :))))

Dari Tangerang, kita dianter papanya Fira ke Kebon Nanas. Aseek, pengertian banget deh om. Nggak jadi ngesot deh kita, padahal kita udah nyiapin kain pel. Bahahaha
Sampai di Kebon Nanas, kita mangkal #eh nungguin di pinggir jalan sampe bus jurusan Bandung dateng. Di saat menunggu bus kaya gini, kita harus betul-betul jeli loh. Berikut tips-tipsnya :)
1. Perhatikan penumpangnya. Kalo penuh, jangan mau. Biasanya abang kernet akan memberitahukan sebelumnya, "Ayo nggak apa2, tapi pake koran". Itu adalah sebuah kode dimana perjalanan ente akan mengenaskan. Beratapkan ketek. Lesehan di bus mak, mending juga kalo lesehan ikan bakar. Nah, nggak oke kan? Makanya, ente mending sabar aja nungguin bus selanjutnya.
2. Perhatikan: jurusan bus mana itu? Biasanya tulisannya jelas di bagian depan/ belakang bus. Kebetulan, bus yang ada di Kebon Nanas ini ada dua macem. Jurusan Bandung dan Merak. Pilih bus yang bener. Jangan sampe saking semangatnya mbolang ente nekat menyesatkan diri di kota yang bukan menjadi tujuan ente. Tapi kayaknya seru lho ini, monggo saja kalo mau dicoba. Efek samping: kegembelan tiada tara.
3. Kalo ente nggak punya uang, naik aja deh. Biasanya kernet narikin uang kalo udah agak jauhan. Ane jamin kalo ente ga bayar waktu dimintain abang kernet, ente diturunin di jalan. Nah. Ente turun aja, sambil nungguin bus yang sama lewat. Begitu seterusnya hingga ente sampe di kota tujuan. Mmm.. kayanya ada yang salah ya? #plak Ini sih cuman pemikiran sesat ane aja, dosa ditanggung penumpang masing-masing.

Setelah nunggu lumayan lama, kita dapet bus Primajasa jurusan Bandung. Busnya enak banget bos, ane berandai-andai ini adalah perjalanan panjang ke Bali (45 ribu doang mak). Beh, mantab banget itu kan #plak. Bus ini emang bikin betah sih. Sayangnya, ada yang kurang. Habisnya TV yang nangkring di depan bus dianggurin gitu aja. Kenapa ya kira-kira? Apa mungkin bapak sopirnya pengen kita menghayati perjalananini? Padahal, kita kebelet karaoke lagunya Ebiet G. Ade. "Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan.. apalagi kau duduk di sampingku, Kawan.. Ouwooo.." *sayang banget nggak ada iringan harmonikanya dan kencrung*

Tiba di Bandung
Perjalanan dari Tangerang ke Bandung ternyata cepet. Satu-satunya yang pegel adalah pantat. Pemberhentian ini adalah terminal Leuwi Panjang, Bandung. Baru juga turun, kita udah disambut sama bapak2 dan ditanya-tanyain. "Mau kemana neng?" Ane mbatin, wuadooh.. ane dipanggil eneng. Bumi gonjang ganjeng. "Ke Dago, Mang", jawab si Arin. Si Arin ini emang yang paling oke ngomong sundanya mah :p, pokoknya kita disini diem aja. Apa-apa sodorin si Arin. Apalagi ane yang medhoknya nggak ketulungan ini tiba2 mangap, bisa2 kuping si mamang itu prothol. Gawat abis. Si mamang yang *kayanya* baik itupun nyerocos njelasin macem-macem. Untungnya aja dia pake Bahasa Indonesia. Kalo pake kromo alus kan ane bisa pengsan!
Kemudian bagaikan ayam yang digiring ke kandang, kita pun digiring ke angkot yang ditunjukkan oleh si mamang. Karena kita amat lugu *lurus dan guoooblok* maka kita nurut aja apa kata si mamang. Semoga dia nggak bohong. Naik angkot emang kadang ribet, tujuan kita kadang nggak cukup pake 1 jalur angkot. Kaya waktu kita mau ke Dago. Kita diturunin si mamang di bawah jembatan. Entah, jembatan apa namanya yang jelas bukan jembatan Janti. Setelah itu kita nungguin angkot putih (kalo nggak salah namanya Riung Dago). Sambil nunggu, Pren sibuk sms Yola (korban yang mau kita tumpangin selama mbolang di Bandung). Btw, Yola ini anak kos yang kuliah di ITB dan ajaibnya hari gini belom pulang. Bahaha, bahaya banget kan hari gini belom pulang :p
Celakanya, si Yola ini nggak ngabarin apa-apa. Sms nggak dibales, telpon nggak diangkat. Ane harap sih dia masih hidup. Padahal, kemarin dia udah mengiyakan pertebengan ini. Ya yang ane takutkan semuanya ini cuman harapan palsu aja *koyo opo wae* -_-.
Angkot putih itu pun akhirnya datang juga. Tanpa kepastian, kita pun tetep nekat berangkat ke Dago karena kita pikir, kalo ke tempat lain kayanya bakal lebih nekat. Yaudah, sambil jalan, sambil teror Yola habis-habisan. Wuahaha kasian banget ya Yola ini. Ibuknya dulu ngidam apa ya?
Kayanya muka kita terlalu ngenes dan teraniaya di jalanan. Doa kita pun akhirnya dikabulkan. Yola bales sms. Bahaha :D *cium monas* #ehsalah. Ternyata selama ini Yola nggak ngangkat telpon karena hpnya emang nggak bisa buat nelpon -_-. Kita pun berjalan menuju Mc D Dago dan menunggu Yola menjemput kami di sana.


Di balik ekspresi ini, perut berkoar-koar

Nggak lama kemudian Yola dateng. Terjadilah pertemuan mengharukan di depan Mc D. Setelah makan malam *bukan di Mc D* -_- kita langsung diantar menuju kos Yola di Cisitubaru. Pertama kali masuk ke kamar Yola, ane loading. Buset, ini kamar mau diisi kita berempat? Emang bisa? Sampai Yola yang dicurigai malaikat tak bersayap itu *lebay* berkata, "Udah, nanti dua tidur di atas. Satu lagi pake sleepingbag ya?" Dalem hati ane ngitung: 2 + 1 = 3. "Loh, emang kita ada berapa orang?", clekop ane setelah mikir. "Aku nanti di luar aja, depan TV". Kita semua pun langsung mangap-mangap *padahal nggak nolak* #plak. Duh, Yola, kok jadi begini sih? Kemarin kamu bikin dosa apa? Hahaha

Kita emang capek, capek banget. Tapi bukankah akan sayang banget kalo langsung ngebo? Masa hari pertama di Bandung nggak ngapa-ngapain? Akhirnya berdasarkan konferensi tanpa meja kita pun berencana jalan-jalan malam ke Cihampelas Walk. Seperti kata papanya Fira, "Bandung itu nggak ada malamnya kok, siang terus." Ane harap itu bener om. Soalnya ini udah jam 8 malem -_-. Yola pun menjelaskan rute angkot yang akan kita naiki. Di mana kita naik, di mana kita turun. *Yola nggak ikutan ngelayap malem2 gini. Dia anak baik2.* Setelah itu kita langsung cus menuju? Jalan. Nungguin angkot.

Sampe juga di Ciwalk. Tempatnya keren bangeet! Menurut ane, ini adalah salah satu mal terbaik dan terkreatif yang pernah ane kunjungi. *Padahal mal yg pernah ane kunjungi adalah amplaz, gale, dan malioboro mal* #!@~^*~$#%&!


catwalk Cihampelas walk

Waktu itu diliatin satpam. Siap2 diusir. Kabooor! =))

Kita pun berlama-lama di Ciwalk, mengingat kata Yola tadi: angkot buat pulang tersedia 24jam. Bujuk buneng! Mantep banget tuh, bahaha! Kita pun muter2, ceprat cepret, LIHAT LIHAT menu, dan LIHAT LIHAT yang lain.

Teliti sebelum membeli. Mahal nggak jadi beli

Pulang dari Ciwalk, aktivitas selanjutnya adalah pakpung (read: mandi) *buset dingin banget*. Habis mandi, kita langsung pada bertebaran memenuhi kamar Yola. Suer, penuh banget. Tapi mungkin saking capeknya, semua itu nggak jadi masalah. Sleeping bag pun jadi berasa spring bed.

Karena Yola nggak pelihara ayam, alarm lah yang menandakan pagi. Alarm hape berbunyi bergantian. Walaupun masih berasa di alam bawah sadar, kita semua harus bangun pagi. Kenapa? Soalnya hari ini adalah hari untuk menikmati Bandung, bukannya kasur.
Kami mengantri mandi sementara Yola menjelaskan rute perjalanan kami. Bahkan dia gambar di kertas biar bisa kita bawa dan sewaktu-waktu kita memaggilnya "Peta petaa!" -_-

Tidur semalem emang pules banget dan nampaknya butuh energi banyak. Pagi-pagi kita udah laper aja nih, akhirnya kita celingak celinguk di kawasan Dago, nyariin sarapan apa yang oke buat bekal perjalanan panjang hari ini. Akhirnya kita menemukan nasi kuning yang menggoda di simpang Dago. Sesuai kriteria kita lagi: banyak, enak, dan murah. Rp6000,00 udah plus teh anget. Aseeek..
Setelah naik angkot menuju ke Terminal Ledeng, seperti kemarin, kita langsung digiring sama mamang-mamang yang ada di sana lalu dijebloskan ke dalam sebuah metromini dan dipaksa untuk menunggu. Kedengarannya sadis ya? Memang. Di sana kita menunggu satu jam lebih! Bayangin, kita tadi udah bangun pagi-pagi, ngumpulin nyawa susah-susah, lalu berakhir di seonggok angkot yang selama sejam lebih mesinnya pun belum dinyalain. Bukankah ini sungguh TE to the LO alias TELO. Kita pun sempet turun, bermaksud ganti angkot yang sudah hampir penuh *biar cepet berangkat*. Tapi kita dikejar-kejar, diuber-uber kayak maling jemuran. -_-
Terpaksa, kita harus balik lagi ke angkot yang ngandat super itu. Untung Bandung tetep sejuk meski matahari sudah tinggi. Kita menguap, kita tertidur, kita terbangun, kita bersenandung bersama musisi jalanan yang suaranya amat merdu di sini. Beda banget sama yang di Jakarta. Mungkin mereka bukan satu menejemen ya. Dan ane paling suka pas lagu 'Leaving on the Jetplane- nya armagedon'. Asek banget dah, kita ganti aja menjadi 'Leaving on the Angkot' -_-

" So kiss me and smile for me,
tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go
Cause I'm leaving on the angkot
I don't know when I'll be back again
Owww, Babe, I hate to go!
Hmmm.. Ouwouwooww.. "

Setelah berabad-abad mengumpulkan penumpang, akhirnya mamang sopir menyalakan mesinnya daaaaaaaaaaaaan.. kita berangkat. Yeah! Tepat waktu, Mang. Sebelum kita gembosin angkot mamang. FYI, biaya angkot dari Terminal Ledeng menuju ke Tangkuban adalah Rp10.000,00. Lumayan mahal ya buat ukuran angkot. Tapi coba lihat pemandangan sepanjang jalan. Perbukitan hijau, udara yang adhem, rumah-rumah artistik milik warga Bandung. Pasti ane betah banget punya rumah di daerah ini. Perjalanan ini asik banget untuk dinikmati. Jadi, cukup impas lah :)

Angkot menurunkan kami di tengah jalan. Sepertinya memang pemberhentiannya di sini. Di sebelah kanan kita, hamparan kebun teh membentang luas. Ijo banget! Ah, pengen banget rasanya kita menghambur ke sana. Tapi nanti dulu hey, ini mana kawahnya? Bukannya kita mau ke Tangkuban Perahu?

Seorang mamang menghampiri kami. Untuk kesekian kalinya kita digiring dan dijebloskan ke dalam angkot. Tapi kali ini ada yang berbeda. Kita nggak disuruh nungguin penumpang lain hingga angkotnya penuh. Si mamang malah mengajak kita ngobrol dan kita pun terlibat dalam sebuah transaksi. Si mamang yang logat sundanya amatkental itu, menjelaskan tarif jasa angkotnya menuju Tangkuban Perahu. Ane dan Pren pun langsung bungkam, membiarkan Arin dengan logat Sundanya tawar-menawar dengan si mamang. Nggak lucu kan kalo ane mangap dengan segala kemedhokan ane dan... "Halah, piro dab? Rego konco!" -_-
Si mamang menawarkan paket menggiurkan dengan segala kemudahan-kemudahannya. Buset, jasa angkot pun di salesin juga. Sampai pada akhirnya, pas dia njeplak soal harga: bujuk buneng! HAAA? *kuping copot* *upil bergelantungan* Dia menawarkan Rp120.000,00/ orang untuk biaya PP alias pulang pergi. Ane pun langsung telpon Uthe, temen ane yang kebetulan orang Bandung. Sekedar mengecek: apakah kita sedang dikibuli, dibodohi, dan diporoti. Uthe malah menyarankan kita jalan aja. Lumayan memang, tapi daripada bayar segitu, mendingan jalan!
"Maaf, Mang. Nggak usah aja. Kita jalan aja kok, sambil nunggu temen."
"Oiya, nggak apa-apa. Nggak apa-apa neng."
Akhirnya kita jalan. Nggak papa lah, coba lihat hamparan kebun teh dan hutan pinus itu! Keren banget kan? Sayang dong kalo kita naik angkot, nggak kelihatan dengan nyata! *ceritanya menghibur kaki* -_-. Baru beberapa langkah, tiba-tiba ada angkot nyamperin kita "Ayo neng naik! 25 ribu!" Ahaha jayus banget nih. Sebenernya berapa sih tarif standard angkot-angkot di sini? Sial. Apa kita harus akting ngenes dulu seperti ini biar dapetin harga tawar paling oke?
Ngook.. Kita langsung naik. Sampai di gerbang masuk, bayar lagi Rp13.000,00 *bodohnya, kita nggak mengeluarkan kartu sakti alias KTM. Bisa seribu doang tuh!* Sial, ternyata perjalanan ke atas emang nggak jauh-jauh amat. Tapi boleh juga loh kalo yang baru diet, mungkin kalo jalan bisa melenyapkan daging ente dua kilo #sokteu.
Sampai di atas, AWWWW! KEYEN QAQAAA! -_- #najong.


Mangkuk kawah raksasa terbentang di hadapan kita, itu keren banget loh. Semuanya terasa seperti di negeri dongeng, kecuali baunya. Kabut belerang melayang-layang dimana-mana. Baunya mirip kentut. Trust me, kentut disini nggak bakalan ketauan deh *asal nggak bunyi ngebass aje*
Kabarnya, Tangkuban Perahu punya sembilan kawah yang tersebar di sekitar kawasan wisata. Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Domas, bla bla bla. Haha ane nggak apal. Tapi karena keterbatasan waktu dan tenaga, kita memilih turun ke Kawah Domas. Katanya di sana kita bisa berendam kaki dan merebus telor *bagi yang nggak punya kompor, di sini bisa lho :) *Ane sih cuman nurutin mereka-mereka ini yang plesir sambil berobat jalan. Semoga panu kadas kurap semuanya bisa sembuh ya teman-temanku tersayang :') hahaha #plak

Kawah sakti, panu kadas kurap hilang dalam sekejap

Perjalanan ke Kawah Domas memerlukan tenaga ekstra *turun jaoh banget, gilak*. Tapi kita tetep semangat dong! *karena berhasil dibohongi oleh sugesti sendiri 'sebentar lagi nyampek, tenang ajaaa!' -_-
Perjalanan panjang menuju kawah domas

Yeah! Kita memang hebat! -_-

FYI, cuaca di sini sumpah labil banget. Bahkan, mungkin lebih labil daripada ane *buset, labil banget dong?*. Iya, suer. Labil bangeet.. waktu perjalanan pulang ke atas, hujan coba. Telo. Apa yang harus kita lakukan? Berpayung daun pisang? Atau daun kelor? -_- No, kita lari. Menembus hujan #ecieeee kayak romantis aja, padahal najis.
Sampai di atas, perjalanan belum selesai. Kita memilih jalan kaki turun ke bawah. Bodo amat orang-orang pada liatin takjub gitu, mereka aja yang belom tau kalo kita ini jelmaannya Gatot Koco. Otot kawat balung besi ra ndue daging -_-. Di perjalanan, banyak bule-bule menongolkan kepala mereka di jendela mobil dan bilang "Haloo.." "Terimakasih..". Mereka ngomong apa sih, terima kasih? Emangnya dia kira kita anaknya juru kunci tangkuban perahu apa? -_-

wah, benda apa ini? #katromoment


Nggak usah repot-repot, kita masih kuat #ngeles


Syuting India, Lembang, Bandung


Plaaaak! *salah ekspresi* -_-


Perpaduan antara dinginnya udara di kebun teh, Lembang, Bandung
dan isi dompet membuat kami kangen indomie.
Ini ceritaku. Apa ceritamu?

Perjalanan belum selesai. Hari masih tersisa, sayang banget kalo kita pulang. Akhirnya kita ke Boscha naik angkot. FYI, tarif angkotnya Rp10.000,00 *hadooooh.. kuburkan dompet*


Ini baru gerbang luar, perjalanan masih panjang

Singkat cerita, kita masih harus jalan lagi. Sepertinya tokoh utama dalam cerita panjang nan mengenaskan ini adalah kaki-kaki kita yang perkasa. Beruntung, Arin punya banyak kenalan di Bosscha. Sewaktu muda dulu, dia ikutan olimpiade astronomi gitu deh di sini. Jadi nggak usah disuruh, dia langsung kontak-kontakan sama gurunya. Aseeek.. hari itu kita ke Boscha jadi tamu istimewa :) Boleh masup-masup ke dalem, liat-liat sepuasnya :D
Malah, katanya hari itu ada pengamatan bintang. Wow! *tapi pengamatannya jam 11 malam* Mmmmpppfff.. -_-

hanya berpose

Cihuuy! Kita di Bosscha ;)


Hutan pinus Bosscha ;)

Teleskop Refraktor Ganda Seizz

Ini nih yang bikin ane terpukau. Katanya sih, namanya Teleskop Refraktor Ganda Zeiss. Fungsinya buat apa? Ya buat mengamati dong. Mengamati apaan? Asss mboh. Pokoknya keren gitu :3 Lantai di sekitarnya bisa di naik-turunin gitu. Wowww kereen :matabelo: *sumpah, ane katro banget di sono* wakakak

Puas deh, main di Bosscha! ;D Setelah pamit, kita jalan lagi menuju ke jalan utama di mana angkot akan menjemput kita. *Tuh, kan. Dear, suthang2ku, I lop yuuu* -_-

Selesai sudah main-mainnya. Sekarang, saatnya berburu oleh2. Kita langsung gentayangan di kawasan Dago, menjelajahi distro-distro. Banyak banget distro di kawasan ini. Tapi sayang, koleksinya nggak lengkap. Malah, gede an kompleks distro Demangan, Jogja. Kok aneh sih? Nggak menemukan kaos idaman yang semula jadi obyek perburuan (oke, murah, ukuran pas) #plak. Akhirnya kita meluncur beli brownies Amanda *sumpah, inilah yang dinamakan pekok*. Padahal, FYI, di Jogja juga ada lho brownies Amanda. Wakakakak bodo amat, ini kan dari Bandung! BEDA! POKOKNYA BEDA!

Menu makan malam kali ini adalah batagor. Ane harap, batagornya adalah yang paling spesial yang pernah ada di dunia, mengingat ini adalah Bandung. Kota asal batagor yang ane cintai itu. Tapi ternyata apa? Batagor Sempurna di depan Pom Bensin Sagan (Jogja) pun lebih oke daripada ini.
Sebelum pulang ke kos Yola, kita mampir dulu ke toko kelontong sekitaran Dago. Beli macem-macem, bekal buat besok balik ke Jogja, sarapan buat besok pagi (takut nggak sempet lagi), termasuk benda bernama koyo dan sebuah produk pencahar vegeta herbal. Kita kawatir banget nggak bisa menabung hingga besok pagi. Hasrat ingin menabung yang timbul saat berada di atas kereta kayanya horror banget, mengingat besok kita bakalan naik kereta Pasundan (ekonomi). Toiletnya pasti aduhai abis dan ane nggak mau bikin sejarah dalam hidup ane pernah boker di situ. No, thanks.

Malamnya, kita pesta koyo dan tepar seketika. Sumpah, ane pengen copot kaki sebentar aja. Oiya, tidak lupa meminum ramuan vegeta herbal. Hakakakak!

Meninggalkan Bandung
Pagi-pagi buta, lagi-lagi telinga kita diusik oleh bunyi-bunyian alarm. Ane mendapati kondisi kita yang mengenaskan. Muka bantal, kaki berhiaskan koyo yang susah digerakin *gila aja meeen, habis menempuh perjalanan ke barat mencari kitab suci gitu loh*. Kalo nggak dikejar jadwal keberangkatan kereta, kita pasti udah mager di kasur dan sleepingbag yang jeratannya begitu kuat.
Tapi, TIDAK! Kita harus pulang!
Setelah berpamitan dengan Yola, yang matanya masih separo melek haha, kita berjalan menuju jalan utama untuk menunggu angkot. Di mana-mana, lalulintas di pagi hari emang juara. Was wis wus.. nggak bikin emosi deh. Dalam sekejap, kita sampai di Stasiun Kiara Condong, Bandung. Begitu tiba kita langsung disodori tiket-tiket para calo yang berkeliaran di sekitaran stasiun. Dengan harga yang sedikit lebih mahal, ente bisa beli tiket ke para calo ini. Langsung dapet, nggak usah ngantri. Paling-paling hanya beda Rp3000,00 dari harga tiket aslinya (Rp24.000,00). Tapi kita lebih memilih ngantri. Toh, nggak panjang-panjang amat antriannya. Masih bisa lah. Sementara Pren sama Arin ngantri, vegeta herbal ane bereaksi. Oke, adegan ini diskip dulu :p
Setelah ane balik dari *piiiiippp, ane menghampiri Pren dan Arin. Ternyata ada sedikit masalah dengan tiket kita. Jadi kita malah kejatahan gerbong yang nggak ada di kereta. Loh, gimana dong? Bergelantungan? Atau naik di atas gerbong? Buset, macam bonek aja. Hahaha bisa-bisa ane kena pantauannya Johnpantau. Ahaha aseeek dong #plak.
Dibantu Bapak petugas stasiun yang baik, akhirnya kelar juga urusan salah gerbong itu. Malah, kita sempet eyel-eyelan karena bapak itu ngotot ngasih nomer hp nya ke kita. Hahaha. Tapi okelah, Pak. Bisa dong kapan-kapan tiketnya digratisin #plak.

Pukul 06.15 kereta berangkat. Pada mulanya, ane masih betah. Ekspresi ane masih normal. Ane pun sempat mendewa-dewakan kereta ini. Tarifnya murah banget, tempat duduknya juga udah lumayan. Setidaknya, ini sangat layak buat menempuh perjalanan panjang. Tapi beberapa jam kemudian semuanya berubah. Ane mencabut kembali kata-kata ane karena kini yang ada di atas kepala ane adalah ketek seorang bapak yang gendut yang berdiri di sebelah ane, menahan tubuhnya dari goncangan. Berhubung ane duduk di samping, mampuslah ane di sini. Untuk menghindari Bapak gendut tadi, tubuh ane terpaksa meliuk ke kanan. Jadi kita bertiga duduk condong ke kanan. Ane curiga tulang ane mengalami skoliosis sesampainya kita di Jogja.

Naik kereta ekonomi untuk pertama kalinya, ane cuman bisa mangap-mangap. Buat ente-ente yang belum pernah naik kereta bertarif sangat ekonomis ini, sini biar ane kasih tau aja apa-apa yang ada di dalam kereta ini.
Kereta ini berhenti di setiap pemberhentian kereta api. Apakah itu berarti stasiun? Entahlah, tapi kok ane curiga ya. Soalnya lebih mirip kebun di tengah-tengah rumah penduduk dibanding stasiun. Ah, pokoknya bisa dibilang kereta ini berhenti di sembarang tempat. Pas berhenti ini, penumpang turun dan naik sesuka hati. Bahkan, di beberapa tempat, penumpangnya bisa banjir banget. Jangan heran kalo tiba-tiba ente beratapkan ketek basah, atau terperangkap dalam lautan manusia-manusia bau. Apalagi selain penumpang, kereta ini juga dipenuhi para pedagang. Dan macam pedagang di dalam kereta ini bikin ane ngakak karena sulit percaya dengan apa-apa aja yang mereka jual di dalam kereta. Pedagang asongan yang meneriakkan "Mijon mijon qua qua quaa.." masih didapati di sini. Pedagang jenis ini adalah yang paling banyak beroperasi di berbagai tempat. Pedagang nasi lauk pauk, karopi (maksutnya kopi), tarahu (tahu), karopmi (popmi) -_-, lonthe (lontong sate) LOL!, pedagang PULSA! Ebuset. Baterai hape, headset, kaos kaki Rp10.000,00 dapet empat, mainan anak-anak, dompet, sendal sepuluh ribuan, oleh-oleh: selai, stroberi seribuan (ane borong, gilak!), bla bla bla.. buset, udah kayak pasar deh pokoknya. Ane curiga sebentar lagi ada yang lewat nawarin kancut. -_-
Harganya sih emang murah banget dan selalu bikin kita mangap-mangap. Nasi aja tiga ribu dapet. Edan! Nasi apa itu? :3

Pedagang yang paling gokil? Banyak. HAHAHA
1. "Popmi neng, popmi." "..." *kita kacangin* "Yah, mengheningkan cipta!" "asdasfasddsaffasdfzzz.." -_-

2. "Mari neng dilihat-lihat dulu. Dipilih neng.." *sambil gantungin dagangannya di besi tepat di depan kita* *diputerin* buset, udah kayak maenan orok aja nih! Woi! HAHAHA =)) Sumpah, ane nahan kencing.

3. "Lonthe..lonthe.. lontong sate" @#~!#@^%$%*( -_-

4. "Karopi.. karopi.. (kopi) minum kopi biar pinter!" :D what?! asdadsafdfdaddfff..

Dan di tengah lautan manusia di atas kereta ini, ane terpukau dengan adegan pedagang menuangkan air panas dari termos segede gaban ke dalam gelas popmi. Kok bisa? @#!#&*%*
Yang ente temuin selanjutnya adalah 'tukang bersih-bersih kereta'. Dia ngesot sepanjang gerbong untuk membersihkan sampah-sampah yang *gilak, segunung*. Kemudian dia bakal minta dikasih duit. Kalo ente ngikutin acara Johnpantau, pernah itu dibahas di sana. Dan pendapatan mereka ternyata juga nggak sedikit lho. Hahaa tapi ada aja yang begini untuk mendapatkan rejeki.

Yang jelas, was-was sama dompet dan segala barang bawaan. Di sini banyak copet. Ibu-ibu yang satu gerbong sama ane kecopetan. Kasian banget.
Tips buat ente, sebaiknya kalo udah dapet tempat duduk, mendingan langsung duduk aja. Jangan jalan-jalan atau nongkrong-nongkrong di antara gerbong. Itu bahaya banget, kesempatan besar buat para calon pencopet untuk melancarkan aksinya. Kalo udah kecopetan, cuman bisa nyesel kan? Ya kita cuman bisa waspada dan hati-hati aja sih ;)

Kurang lebih 8 jam, akhirnya sampai juga di Stasiun Lempuyangan, Ngayojakarta Hadiningrat.


Jogja tetap di hati :)
wajah-wajah cap pertamina *nglengo* :p

CIHUUUUY! Ibu suri, ane pulaaaaang.. *biola mengalun* :')
Seru banget lima hari ini. Mau lagi doooong :DD
HAHAHAHAAA!