“Dasar gunung sialan bikin repot aja!!!” “Mampus lu semua yg kena bencana. Pada sok berani sih lu pada” ngiiiiiik.. busyet nih orang. Langsung pada komeng: “Mas..mas itu tolong otaknya diambil dulu ya, berceceran di jalan tuh, aku kirain eek kambing. Ternyata otak lu :najis:” aku bacanya langsung ngiiiiikkkk.. 
Zona bahaya yang ditentukan adalah 20km dari puncak Merapi. Mau nggak mau, mereka yang ada di dalam zona bahaya harus ngungsi ke posko-posko pengungsian daripada kesamber wedhus gembel yang sewaktu-waktu bisa mengancam jiwa mereka. Bisa-bisa, ibarat steak, itu bukan cuman well done, tapi udah gosong. Ah, miris banget liat tv deh pokoknya. Apalagi program sil*t yang justru menurut aku terlalu lebay. Itu sih justru meresahkan masyarakat. Nggak kasian apa ya sama yang ada di deket TKP bencana? Mendingan juga liat kak John yang bisa menghibur
*hehe maap ini agak sedikit nggak penting*.Nggak sedikit dari para pengungsi yang cuman bawa diri plus pakaian yang nempel aja. Bener-bener nggak ada persiapan buat ngungsi. Salah satu ibuk-ibuk yang ngobrol sama aku pas di posko pengungsian bilang, dia baru habis dari nyawah langsung dievakuasi petugas. Cara evakuasinya mendadak gitu.. jadi, ibuk-ibuk itu jadi kepisah deh sama suami dan anak-anaknya di posko pengungsian yang berbeda. Tapi bagaimanapun, beruntunglah mereka yang selamat.
Sedangkan di zona aman, aku, yang lagi twitter addict baru pantau informasi terkini seputar merapi lewat twitter juga. Di akun jogja update yang aku follow, disana udah lengkap banget. Mulai dari info situasi terbaru lengkap sama sumbernya, info kebutuhan di posko inilah, posko itulah, hingga pertanyaan-pertanyaan user yang nggak penting, hingga hoax (“Males gilaaak!” *pake muka ababil*). Beberapa tweet yang lewat di timeline itu mengundangku buat sok-sokan jadi relawan. Haha.. kalo mau dibilang relawan, sepertinya terlalu mulia. Aku bukan relawan, aku cuman mahasiswi yang dikasih libur seminggu dan nggak ada kegiatan yang penting-penting amat. Hoho.. Sedangkan di timeline pada mention butuh ini butuh itu.. ngerasa aneh juga: aku di sini lagi kerjaannya cuman online di kamar sambil ndengerin lagu, sedangkan beberapa km di deket rumahku ada posko pengungsian korban Merapi yang penuh dengan orang-orang pating sliwer memenuhi kebutuhan para pengungsi. Yups, dan akhirnya, jadilah kami apa yang mereka sebut “mbak mbak, mas mas relawan”. Apa coba? Hhahaha..
Tapi seneng lhoo.. bisa membantu :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar